Bitcoin terlihat bergerak mendekati daerah $60.000 dengan volume transaksi ETF yang masih bergerak naik mencapai rata-rata $2 Miliar dalam dua hari terakhir.
Volume transaksi ini nampaknya menjadi pendorong sentimen positif untuk Bitcoin karena transaksi ETF yang tinggi mewajibkan para penerbitnya untuk membeli Bitcoin senilai ETF tersebut, menciptakan narasi dorongan beli dari investor institusional.
Bersama apresiasi harga ini terdapat potensi likuidasi di pasar derivatif yang nilainya bisa melebihi $700 Juta apa bila Bitcoin kembali bergerak turun.
Bitcoin Dekati $60.000 Didorong ETF
Bitcoin terlihat bergerak naik mencapai harga tertingginya sejak Januari 2022, mendekati harga tertinggi kedua pada saat bull market di Tahun 2021.
Saat ini Bitcoin mendekati $60.000 dan hanya perlu beberapa ratus Dolar Amerika lagi untuk mencapai daerah tersebut.
Volume beli yang mendadak meningkat ini terlihat berasal dari narasi bahwa investor institusional sedang melakukan pembelian secara besar-besaran.
Narasi ini muncul karena volume transaksi harian sembilan ETF Bitcoin Spot yang baru saja diresmikan di awal Januari 2024 telah mencapai lebih dari $2 Miliar.
Perlu diingat bahwa rata-rata hariannya sejak peluncuran hingga sebelum dua hari terakhir bergerak pada sekitar $1 Miliar per hari, namun dalam dua hari terakhir data ini secara mendadak berubah.
Penemuan data dan narasi volume transaksi yang meningkat ini nampaknya dibuat tenar oleh Eric Balchunas, seorang analis Bloomberg yang memiliki fokus utama dalam analisis ETF di pasar keuangan.
Ia memberikan data yang menampilkan bahwa hari ini, sama seperti kemarin, volume transaksi ETF Bitcoin Spot mengalami peningkatan yang drastis dan stabil berada di atas $2 Miliar.
Narasi ini berhasil membuat sentimen positif untuk Bitcoin dengan banyaknya volume beli yang meningkat di pasar spot untuk Bitcoin itu sendiri serta di pasar derivatif dengan banyaknya leverage.
Asumsi bahwa investor institusional mendorong harga Bitcoin naik juga datang dari mekanisme penerbitan ETF, dimana para penerbit ETF, harus membeli Bitcoin dengan nilai yang sama dengan transaksi ETF Bitcoin Spot tersebut.
Jadi terdapat asumsi jika transaksi harian ETF mencapai $2 Miliar maka akan ada volume beli sebesar $2 Miliar.
Sayangnya asumsi ini tidak sepenuhnya benar, karena transaksi harian sebesar $2 Miliar adalah gabungan antara transaksi jual dan beli, sehingga belum tentu para penerbitnya melakukan transaksi beli sebesar $2 Miliar.
Tapi ada juga kemungkinan para penerbit membeli Bitcoin lebih dari volume transaksi tersebut untuk melakukan antisipasi peningkatan volume transaksi beli yang dapat terus terjadi.
Apa pun kebenarannya, data volume transaksi ini berhasil mendorong harga Bitcoin naik karena menciptakan narasi bahwa investor institusional mulai secara gencar mengadopsi Bitcoin.
Potensi Likuidasi Lebih dari $700 Juta
Mayoritas volume tersebut berasal dari BlackRock melalui ETF Bitcoinnya yaitu IBIT, dimana lebih dari setengah volume transaksi tersebut berasal dari IBIT.
Jadi semua peningkatan transaksi ini, layaknya di mayoritas aset lain pada pasar keuangan, terjadi karena BlackRock, dan kelanjutan apresiasi harga masih bergantung pada BlackRock.
BlackRock sebagai pengendali volume transaksi ETF Bitcoin Spot saat ini bisa secara mendadak menurunkan volume transaksinya atau bahkan meningkatkan volume jualnya, sehingga memunculkan narasi negatif yang mendorong harga Bitcoin turun.
Tapi hingga saat ini masih belum ada pendukung potensi asumsi tersebut karena volume beli masih lebih signifikan dibandingkan volume jual.
Perlu diketahui kemungkinan koreksi juga datang dari pasar ritel terutama di aset derivatif yang mulai “overheat” dimana saat ini terlalu banyak leverage yang dibuka.
Umumnya, saat pasar derivatif overheat atau overleveraged, akan terjadi tekanan jual secara mendadak yang melikuidasi seluruh posisi tersebut.
Melihat kondisi pasar futures saat ini, terdapat beberapa daerah harga dengan leverage yang tinggi seperti pada gambar di atas.
Gambar grafik di atas memberikan daerah harga dengan leverage yang lebih dari $100 Juta dengan menandakannya melalui garis kuning.
Contohnya, terdapat beberapa daerah dengan leverage lebih dari $100 Juta yaitu pada $58.121,77 dengan leverage $100,71 Juta, daerah $57.977,99 dengan leverage $144,50 Juta, daerah $57.834,21 dengan leverage $140,3 Juta, daerah 57.762,32 dengan leverage $113,21 Juta, daerah $56324,52 dengan leverage $103,7 Juta, dan daerah $56108,85 dengan leverage $121,29 Juta.
Artinya, jika Bitcoin turun melewati $58,121 akan ada likuidasi lebih dari $100 Juta dan seterusnya, jika Bitcoin turun melewati $56,108,85 akan ada likuidasi dari trader lebih dari $700 Juta ditambah dengan daerah-daerah lain yang terdapat leverage di bawah $100 Juta.
Untuk saat ini juga belum ada pertanda bahwa pergerakan tersebut belum terjadi sehingga masih belum bisa dikatakan pasti apakah akan koreksi atau tidak dari harga tertinggi sejak Januari 2022 ini.
Tapi jika koreksi terjadi di daerah $56.000 saja, akan ada kerugian besar secara menyeluruh mendekati angka $1 Miliar hanya dalam hitungan menit, jam, atau hari.
Melihat kondisi harga yang sedang mendekati daerah harga tertinggi sejak 2021 ada baiknya investor dan trader tetap waspada serta tetap menjaga manajemen risiko tanpa FOMO berlebihan.
Tetap alokasikan uang yang memang diniatkan untuk membeli Bitcoin dan siap melewati volatilitasnya agar psikologis tetap aman dan bisa menikmati keuntungan jangka panjang.