Jelas bahwa Silicon Valley, mirip dengan kripto, sempat melalui winter yang sangat melelahkan. Tapi di sudut pasar lainnya, musim semi tiba dan zaman AI berbunga.
Saat itu, Nvidia yang jadi kesayangan alam semesta AI.

Chip GPU Nvidia — yang aslinya dibuat untuk video game dengan grafik intensif — mulai ada di mana-mana di seluruh alam AI.
GPU secara khusus cocok untuk AI karena kemampuan mereka untuk proses sejumlah besar data secara paralel. Ini fitur yang kurang dari CPU.

Ada faktor yang membantu juga dari teknologi GPU yang eksponensial selama dekade terakhir. Antara 2012 dan 2020, performa chip Nvidia meningkat 317x.

Performa chip ini lebih dari ganda setiap tahun, tingkat kemajuan yang membuat Hukum Moore tampak jadul. (Jumlah transistor mikrochip double setiap 2 tahun)

Ini membuat Jensen Huang, CEO Nvidia, mengamati bahwa kemajuan GPU bertumbuh jauh lebih pesat daripada CPU tradisional. Pengamatan yang cerdas ini jadi dikenal sebagai Huang’s Law.
Alasan GPU jadi lebih kuat begitu cepatnya adalah karena perusahaan seperti Nvidia mengeluarkan banyak uang dalam pengembangannya. Dan ini pun karena perusahaan seperti Nvidia menerima banyak uang dari perusahaan AI yang haus GPU.
One reason the AI boom is being underestimated is the GPU/TPU shortage. This shortage is causing all kinds of limits on product rollouts and model training but these are not visible. Instead all we see is Nvidia spiking in price. Things will accelerate once supply meets demand.
— Adam D'Angelo (@adamdangelo) June 7, 2023
Alasan permintaan GPU sangat tinggi berasal dari kebutuhan AI yang unik, dan khususnya tugas-tugas Machine Learning, yang sering melibatkan operasi sama pada data dengan jumlah yang besar. Contohnya, melatih model Deep Learning itu melibatkan banyak hitungan matrix, yang bisa diproses secara paralel dengan mudah.

Setiap perhitungan yang terpisah di matrix ini bisa diproses paralel.
GPU — awalnya dirancang untuk render grafik pixel per pixel — dibuat untuk mengerjakan banyak operasi secara bersamaan, membuatnya ideal untuk beban kerja seperti ini.
Industri kripto perlahan belajar untuk memanfaatkan kekuatan pemrosesan paralel (lihat Solana dan Monad).

Pemrosesan paralel di blockchain itu istilahnya kayak ganti kuda dan kereta jadi Tesla Model S Plaid. Se-BIG DEAL itu!
Balik ke AI — peluncuran ChatGPT di bulan November 2022 secara efektif memicu balapan GPU. Perusahaan scrambling untuk dapat GPU sebanyak mungkin. Semakin besar kluster GPU-nya, semakin cepat dan murah bagi perusahaan untuk melatih sistem AI mereka. Semua kegilaan GPU ini menghasilkan rekor penjualan untuk Nvidia, penjual GPU dengan performa terbaik di dunia.

Pendapatan Q1 2023 Nvidia sampai tembus 53% lebih tinggi daripada ekspektasi. Lalu Q3 2023 menyentuh titik ~$11M. Susquehanna Financial Group menyebutnya “sangat di luar ekspektasi, terbaik sepanjang masa.” Teknisnya ya terbaik ketiga, setelah Apple dan Amazon.
Tapi memang laporan Nvidia yang mengejutkan ini memicu salah satu lonjakan market cap terbesar dalam sejarah tech stocks, NVDA sempat lompat +24% nambah valuasi $184M.
Pertanyaannya: Seberapa dalam narasi AI ini?

Masih adakah peluang finansial di dalam narasi ini?
Paradigm berpikir kita masih awal. Tadinya malah sempet ganti slogan jadi “berfokus pada investasi teknologi” daripada “investasi perusahaan dan protokol web3 yang menggebrak”.
Revisinya bisa kita lihat di Wayback Machine (yang dioperasikan oleh Arsip Internet).

Bahkan kalimat yang tertulis “kami percaya kripto akan menentukan beberapa dekade berikutnya” dihilangkan dari beranda laman. Tadinya sempat ganti dan tidak menyebut web3 atau blockchain sama sekali.
Yah bukan salah Paradigm — sebagai VC yang cerdas mereka hanya ngikut sumber uangnya.

Juga, Paradigm ada banyak uang — raise $2,5M pas akhir tahun 2021 — yang harus diinvestasikan. Mungkin dengan terlalu banyak uang dan sedikitnya peluang di pasar kripto… ya masuk akal.
Dengan latar belakang itu, lonjakan inovasi AI yang dramatis ini sampai disebut “ledakan Cambrian”.
AI yang dianggap ranah Sci-Fi jadi bertumbuh pesat terealisasikan dalam kenyataan. Titik penentuannya adalah Oktober/November 2022 waktu peluncuran publik ChatGPT. Minat publik meluas, menarik sejuta pengguna pertama hanya dalam lima hari. Populer dalam waktu singkat daripada aplikasi konsumen lainnya, seperti Spotify dan Instagram.
Jumlah Hari ke 1JT User

Naratif media awalnya sedikit, tapi berubah dramatis setelah menembus rekor terus-menerus, jadi aplikasi pertama yang dapat 100JT pengguna.
TikTok aja butuh waktu 5x lebih lama untuk sampai ke titik tersebut.
Jumlah Hari ke 100JT User

Dibarengin lah muncul kursus-kursus online promosi literasi AI, aplikasi AI, karya seni, musik, dan banyak lagi. AI diperbincangkan semua kalangan orang.
Semua orang nyebut kata AI sekarang, jumlah perusahaan yang nyinggung AI naik drastis

Hype ini jadi mirip sama keranjingan blockchain dan aset kripto.
Mereka bisa menarik modal dan farmer. Setiap ada hype, startup yang sekarat jadi kerap ICO dan cari pendanaan lewat kegilaan baru ini. Banyak contohnya untuk blockchain, dan akhir-akhir ini untuk AI.

Namun bedanya: Kripto bubble itu didorong oleh spekulasi dan janji yang tidak dipenuhi. Ditambah mania ICO, kondisi pasar jadi mirip bubble dotcom awal tahun 2000. Kebanyakan investor berharap profit instan.
Sementara hype AI berasal dari adopsi yang meluas. Implementasinya ada di mana-mana — dari kamera hape dan pencarian web, hingga kesehatan dan edukasi. Walaupun iterasinya hebat dalam tugas tertentu, masih jauh untuk dapat “AGI” (AI yang general), kayak Skynet.
Kedua teknologi ini masih berevolusi dan punya potensi signifikan untuk mengubah hidup manusia. Tapi, karena hype di sekitar mereka, kita cenderung melebih-lebihkan kemampuan jangka pendeknya, dan meremehkan potensi jangka panjangnya.
Trader kripto sering spekulasi token yang berhubungan sama tema dunia nyata. Misalnya, Chiliz dan fan tokens dipakai untuk bertaruh narasi FIFA World Cup, sementara DOGE dan MASK dipakai untuk bertaruh pada Elon Musk akuisisi Twitter.
Jadi tidak mengejutkan kalau spekulan masuk ke bandwagon AI, pakai token-token berbau AI sebagai taruhan mereka.
Tonton versi episode YouTube-nya di sini 👇