Tether Dihadapkan dengan Pengawasan: Pemerintah AS Diduga Melakukan Investigasi
The Wall Street Journal melaporkan pada 25 Oktober bahwa pemerintah federal AS, khususnya Departemen Kehakiman dan Departemen Keuangan, sedang menyelidiki penerbit stablecoin Tether. Investigasi tersebut dilaporkan berpusat pada potensi penggunaan stablecoin USDT Tether untuk aktivitas ilegal seperti pencucian uang dan penghindaran sanksi.
Artikel terbaru The Wall Street Journal yang menuduh pemerintah AS menyelidiki Tether telah memicu kontroversi di komunitas kripto. CEO Tether, Paolo Ardoino, dengan tegas membantah klaim tersebut, menekankan kerja sama perusahaan dengan penegak hukum dalam memerangi aktivitas ilegal. Ardoino juga mengkritik pendekatan regulasi AS yang tertinggal dalam hal aset kripto dan menyatakan optimisme untuk potensi perubahan setelah pemilihan presiden 2024.

Sejarah Regulasi dan Kontroversi Tether
Tether, salah satu penerbit stablecoin terbesar, telah menghadapi pengawasan dari berbagai entitas, termasuk PBB dan organisasi perlindungan konsumen. Mengingat meningkatnya fokus regulasi pada industri aset kripto, tuduhan terbaru tentang penyelidikan pemerintah AS tidak sepenuhnya mengejutkan.

Pada tahun 2021, Tether dan bursa afiliasinya, Bitfinex, didenda $42,5 juta oleh Commodity Futures Trading Commission (CFTC) karena melanggar peraturan.
CEO Ripple, Brad Garlinghouse, secara terbuka mengakui pengawasan yang dihadapi Tether, dengan menyatakan, “Pemerintah AS mengejar Tether, itu jelas bagi saya.”
Meskipun menghadapi tantangan ini, Tether tetap mempertahankan sikap kerja sama dengan lembaga penegak hukum. Perusahaan mengklaim telah membantu memulihkan lebih dari $108,8 juta dalam USDT yang terkait dengan aktivitas ilegal sejak awal berdirinya pada tahun 2014.
CEO Tether Menanggapi Kekhawatiran Terkait Aset Cadangan
CEO Tether, Paolo Ardoino, baru-baru ini menanggapi kekhawatiran tentang aset cadangan perusahaan pada acara PlanB di Lugano, Swiss. Di tengah tuduhan penyelidikan pemerintah AS, Ardoino mengungkapkan bahwa Tether memegang aset substansial, termasuk sekitar $100 miliar dalam Treasury AS, lebih dari 82.000 Bitcoin dengan nilai sekitar $5,5 miliar, dan 48 ton emas. Upaya transparansi ini bertujuan untuk meredakan kekhawatiran dan ketidakpastian yang ditimbulkan oleh laporan berita baru-baru ini.

Meskipun menghadapi pengawasan peraturan, USDT Tether terus berkembang, mencapai kapitalisasi pasar sebesar $120 miliar. Pencapaian ini dilihat sebagai indikator positif bagi pasar kripto secara luas, berpotensi mendorong kenaikan harga lebih lanjut.