Pasar kripto saat ini dihadapi dengan FUD atau sentimen negatif baru di awal pekan setelah adanya kabar bahwa wallet milik Wallet FTX melakukan perpindahan dana dalam jumlah besar dari Jaringan Solana ke Jaringan Ethereum.
Kabar ini dianggap sebagai sentimen negatif karena adanya potensi penjualan yang akan terjadi bersama perpindahan dana sebesar Rp152 Miliar dalam berbagai macam aset kripto.
Wallet Dilabel Milik FTX Transfer Rp152 Miliar untuk Dijual
Terdapat kabar yang beredar di Twitter bahwa sekitar Rp152 Miliar dalam beberapa jenis aset kripto mengalami perpindahan dari Jaringan Solana ke Jaringan Ethereum.
Kabar ini pertama kali disampaikan oleh Arkham Intelligence, sebuah perusahaan yang membuat alat analisis blockchain untuk melihat perpindahan dana.
Beberapa bulan terakhir, Arkham Intelligence merupakan salah satu perusahaan yang terus memberi kabar terkait perpindahan dana FTX setelah perusahaan tersebut mengalami kebangkrutan.
Saat ini terdapat data yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut memindahkan dana dengan kemungkinan akan menjual dana tersebut.
Tercatat bahwa sekitar $10 Juta atau Rp152 Miliar tersebut mengalami perpindahan secara perlahan dimulai dari tanggal 31 Agustus 2023 dalam bentuk Ethereum (ETH) sebanyak $6,23 Juta atau Rp94,7 Miliar dan kemudian sisanya dalam bentuk beberapa altcoins lain.
Daftar Altcoins Transaksi FTX
Perpindahan dana ini dilaporkan terjadi melalui Wormhole Bridge yang merupakan jembatan penghubung antara Jaringan Solana dan Ethereum untuk memindahkan dana tanpa perlu melakukan mekanisme wrapping yang rumit dan mempercepat proses transaksi.
Kabar ini menyebabkan kekhawatiran terutama karena banyaknya Ethereum yang dipindahkan dan adanya rencana penjualan yang sudah beredar sejak 24 Agustus 2023 dalam rangka mengembalikan dana investor FTX yang hilang saat FTX hancur.
Potensi FUD dan Tekanan Jual
Saat ini terdapat narasi dimana dana yang baru pindah tersebut adalah bagian dari sekitar $1,5 Miliar atau Rp22,8 Triliun yang akan dicairkan oleh FTX untuk menggantikan dana nasabahnya yang hilang dalam kerugian.
Dalam narasi ini terdapat pernyataan bahwa FTX akan melakukan penjualan secara perlahan untuk menghindari koreksi besar di pasar, dimana FTX akan melakukan transaksi jual dengan batas maksimal sebesar $100 Juta atau Rp1,5 Triliun per pekan.
Namun perlu diketahui bahwa angka tersebut dapat naik karena belum ada kepastian terkait kesepakatan regulasi ini. Batas atas yang diprediksi akan ditetapkan adalah sebesar $200 Juta atau Rp3 Triliun per pekan, dengan kemungkinan lebih tinggi lagi.
Batas terakhir penetapan proses penjualan ini akan dilaksanakan sebelum 13 September 2023 menurut Pengadilan Kebangkrutan Delaware, Amerika. Saat ini FTX memiliki aset sekitar $7,3 Miliar atau sekitar Rp111 Triliun.
Mengingat sebagian besar dana tersebut akan dijual, terdapat kekhawatiran akan adanya potensi koreksi karena penjualan dari FTX, salah satunya adalah tekanan jual dari asetnya yang sebagian besar berada dalam bentuk Ethereum.
Kabar baiknya, untuk saat ini terlihat bahwa perpindahan dana tersebut belum masuk ke exchange karena menurut data inflow Ethereum dari CryptoQuant, saat ini inflow ETH masih bergerak turun, terutama sejak perpindahan dana FTX di 31 Agustus 2023.
Ethereum Inflow CryptoQuant 29 Agustus 2023 – 3 September 2023
Terlihat bahwa saat ada kabar bahwa FTX memindahkan ETH dari Jaringan Solana ke Ethereum, angka inflow ETH mengalami penurunan sehingga perpindahan tersebut tidak masuk ke exchange.
Data inflow yang rendah berarti kripto yang masuk ke bursa atau exchange untuk dijual semakin sedikit, menandakan tekanan jual yang berkurang.
Oleh karena itu, saat ini sentimen negatif yang beredar masih hanya FUD biasa yang belum berdampak langsung ke harga ETH atau pasar kripto secara signifikan.
Kemungkinan, koreksi besar akan terlihat jika mayoritas aset yang dimiliki wallet FTX tersebut memberi data inflow yang besar.
Untuk saat ini data inflow besar tersebut belum terlihat sehingga kondisi pasar masih relatif aman di tengah sedikitnya berita yang ada saat ini serta sedikitnya publikasi data makroekonomi di pekan ini.
Walau begitu, perlu diketahui bahwa saat ini kondisi pasar masih relatif negatif dengan tingginya volatilitas dan konsolidasi sehingga manajemen risiko saat ingin transaksi sangat diperlukan.