Gojek-X-Tokopedia-Arti-Merger-Ini-Untuk-Dunia-Keuangan-dan-Crypto-di-Indonesia

Gojek X Tokopedia: Arti Merger Ini Untuk Dunia Keuangan dan Crypto di Indonesia

Ditto Suranto
3 years ago

Akhirnya Gojek dan Tokopedia resmi mengumumkan merger pada Senin, 17 Mei 2021. Kabar merger dua perusahaan ini santer terdengar awal 2021. Gojek-Tokopedia membentuk grup GoTo dari merger tersebut. Pembentukan GoTo ini menghasilkan kolaborasi usaha terbesar di Indonesia dan antara dua perusahaan internet serta layanan media di Asia hingga kini.

Tapi apa artinya merger itu? Dan bagaimana itu akan berdampak ke pasar ke depannya?

Perusahaan mencari merger untuk mendapatkan akses ke pasar yang lebih besar dan basis pelanggan, mengurangi persaingan, dan mencapai skala ekonomi. Ada berbagai jenis merger yang dapat diikuti oleh perusahaan, tergantung pada tujuan dan strategi mereka. Tetapi pada dasarnya merger terjadi ketika dua atau lebih perusahaan bergabung untuk membentuk entitas baru.

Setelah merger, perusahaan akan mengamankan lebih banyak sumber daya dan skala operasi akan meningkat. Perusahaan dapat menyetujui merger untuk memasuki pasar baru atau mendiversifikasi penawaran produk dan layanan mereka, sehingga meningkatkan keuntungan. Merger juga terjadi ketika perusahaan ingin mengakuisisi aset yang membutuhkan waktu untuk berkembang secara internal.

Penggabungan antar perusahaan akan menghilangkan persaingan di antara mereka, sehingga mengurangi harga iklan produk. Selain itu, penurunan harga akan menguntungkan pelanggan dan pada akhirnya meningkatkan penjualan. Merger dapat menghasilkan perencanaan dan pemanfaatan sumber daya keuangan yang lebih baik. Tentu saja ini semua bergantung pada keberhasilan integrasi mereka setelah merger.

Dalam keterangan resmi, pembentukan grup GoTo ini mengombinasikan layanan e-commerce, on-demand, dan layanan keuangan dan pembayaran, menciptakan platform pertama di Asia Tenggara yang menghadirkan tiga layanan penting dalam satu ekosistem. Grup GoTo ini akan menggarap potensi besar pertumbuhan ekonomi Indonesia, terbesar di Asia Tenggara yang memiliki segmen kelas menengah yang terus bertumbuh pesat dan populasi muda yang sangat tanggap teknologi.

Model Bisnis

Patrick Cao, Presiden GoTo, mengungkapkan, model bisnis Grup GoTo menjadi semakin beragam, stabil dan berkelanjutan. GoTo mengkombinasikan transaksi platform Gojek yang memiliki volume dan frekuensi yang tinggi, dengan platform e-commerce Tokopedia yang memiliki frekuensi medium, namun dengan nilai transaksi tinggi.

“Ke depannya, Grup GoTo akan berkontribusi lebih dari 2 persen kepada total PDB Indonesia dan akan menciptakan lebih banyak lapangan kerja serta peluang penghasilan seiring dengan berkembangnya bisnis kami dan bertumbuhnya ekonomi,” ungkap Patrick dalam siaran pers, Senin (17 Mei 2021).

Model bisnis GoTo akan mengombinasikan layanan e-commerce, pengiriman barang, pengiriman makanan, transportasi, dan keuangan. Grup GoTo juga akan menciptakan platform konsumen digital yang melayani sebagian besar kebutuhan konsumsi rumah tangga.

Jaringan mitra usaha serta mitra driver di dalam Grup GoTo juga akan saling melengkapi akan menghadirkan pilihan barang dan jasa yang dibutuhkan, didukung oleh layanan pembayaran digital dan keuangan yang akan semakin mempermudah masyarakat sekaligus meningkatkan inklusi keuangan.

Jajaran Direksi

Andre Soelistyo dari Gojek akan memimpin GoTo sebagai CEO Group, dengan Patrick Cao dari Tokopedia sebagai Presiden GoTo. Sedangkan, Kevin Aluwi akan tetap menjabat sebagai CEO Gojek dan William Tanuwijaya akan tetap menjadi CEO Tokopedia.

Selain tanggung jawab di tingkat grup, Andre juga akan terus memimpin bisnis pembayaran dan layanan keuangan yang dinamakan GoTo Financial. GoTo Financial mencakup layanan GoPay serta layanan keuangan dan solusi bisnis mitra usaha.

Valuasi Perusahaan

Setelah merger, GoTo dikabarkan akan melakukan penawaran umum perdana ke publik (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Direktur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi menilai, jika IPO itu benar-benar dieksekusi, GoTo berpeluang menjadi saham blue chip di BEI. Valuasi Grup GoTo, hasil merger Gojek dan Tokopedia, disebut-sebut mencapai USD 17 miliar atau sekitar Rp 243,25 triliun (asumsi kurs Rp 14.309 per dolar AS).Dengan valuasi ini, GoTo menjadi raksasa teknologi dengan valuasi terbesar di kawasan Asia Tenggara, mengungguli Grab yang mencatatkan valuasi USD 14 miliar.

Dampak Merger

Lepas dari seluk beluk merger dan potensi GoTo di level Asia Tenggara hingga Asia, tentu lebih konkrit jika bicara apa sebenarnya dampak merger kedua perusahaan bagi konsumen di dalam negeri?

Pertama, usai merger, bila perusahaan jadi melakukan penawaran saham ke publik (Initial Public Offering/IPO), maka pendanaan yang mereka himpun bisa lebih besar.

Kedua, usai merger, ada kemungkinan kedua perusahaan akan lebih mengembangkan kelogistikan yang terintegrasi, sehingga tetap ada potensi layanan ongkos kirim alias ongkir jadi lebih murah bagi pengguna. Khususnya untuk pengiriman barang belanjaan di Tokopedia karena bisa memanfaatkan jaringan kelogistikan dari Gojek.

Ketiga, sistem pembayaran dan pinjam meminjam (peer-to-peer lending) bisa jadi semakin kuat dan gencar ditawarkan ke pengguna.

Arti Bagi Dunia Kripto

Rencana pengembangan bisnis pembayaran dan layanan keuangan GoTo Financial yang mencakup layanan GoPay beserta sistem pembayaran dan peer-to-peer lendingnya tentu akan terus diperluas. Bukan tidak mungkin bahwa GoTo Financial juga akan menerima pembayaran dalam bentuk Bitcoin atau cryptocurrency lainnya. Bukan rahasia umum jika suatu bisnis melihat crypto sebagai sarana penghasil laba yang besar, mereka akan menerimanya. Seperti PayPal, salah satu platform pemrosesan pembayaran terbesar, yang bekerja kayak pasar exchange. Mereka menghasilkan laba dari biaya transaksi yang terjadi tiap detiknya, dan ketika mereka lihat Bitcoin dan crypto memiliki minat investor yang sedemikian besar, PayPal memutuskan untuk menerima Bitcoin dan crypto sehingga sekarang mereka memiliki semua kucuran dana dari investor yang berminat. PayPal sekarang menjadi salah satu pemain besar utama di alam crypto.

Jadi jika GoTo memutuskan untuk mengambil langkah yang sama, mereka bahkan bisa menjadi jauh lebih besar dan adopsi crypto dapat dipercepat. Karena Indonesia adalah negara dengan populasi terbesar ke-4 di dunia, dan sekitar ⅔ tidak punya akses ke sistem perbankan dan keuangan, tetapi sebagian besar rakyat Indonesia punya akses ke ponsel dan menggunakan platform online seperti Tokopedia dan Gojek sehari-hari untuk kebutuhan mereka. Jadi perhatikan aja ledakan adopsi crypto yang akan terjadi jika GoTo memutuskan untuk menerimanya di platform mereka.

Selain itu, beberapa spekulasi juga bisa kita ambil misalkan GoTo menggunakan marketplace dari ekosistem e-commerce mereka untuk menampung NFT, potensinya jadi yang terbesar di Indonesia, atau bahkan di Asia Tenggara. Spekulasi terbesar lainnya adalah kemungkinan GoTo akan merilis sistem blockchainnya sendiri yang memiliki token khusus untuk mengatur seluruh ekosistem GoTo dan sub-bisnisnya. Ini tentu hanya spekulasi dan kita hanya tinggal melihat waktu serta perkembangan merger mereka ke depannya.

Facebook
X
Telegram
WhatsApp