Kerugian Kripto Capai Rp 4,8 Triliun di Bulan Agustus

Kerugian Kripto Capai Rp 4,8 Triliun di Bulan Agustus, Semua Karena Peretasan

Naufal
2 months ago

Bulan Agustus 2024 mencatatkan sejarah kelam bagi industri kripto global. Selama bulan ini, lebih dari sepuluh insiden peretasan terjadi, mengakibatkan kerugian sebesar $313,86 juta atau sekitar Rp 4,8 triliun.

Informasi ini diungkapkan oleh perusahaan keamanan blockchain, PeckShield, melalui sebuah unggahan di platform X (dulu dikenal sebagai Twitter) pada tanggal 1 September. Dari total kerugian tersebut, serangan phishing menjadi penyebab utama, menyumbang hingga 93,5% dari seluruh dana yang dicuri.

Peretasan di Bulan Agustus: Ronin dan Nexera Menjadi Korban

Serangan phishing terbesar terjadi pada 19 Agustus, di mana sebanyak 4.064 Bitcoin, yang saat itu bernilai sekitar $238 juta, dialihkan secara tidak sah.

Kejadian ini pertama kali diungkap oleh ZachXBT, seorang detektif blockchain yang terkenal, yang menyebutkan bahwa sebagian dari dana yang dicuri tersebut berasal dari Genesis Global Trading, sebuah perusahaan perdagangan kripto besar.

Perusahaan keamanan blockchain, SlowMist, turut mendukung klaim ini dengan menyatakan bahwa Bitcoin yang dicuri tersebut memang terkait dengan dana yang dimiliki oleh Genesis Global Trading.

Selain serangan phishing yang melibatkan Bitcoin, sebuah serangan serupa juga berhasil mencuri $55,4 juta dalam bentuk Dai, sebuah stablecoin yang dikenal dengan stabilitasnya terhadap dolar AS.

Serangan ini diduga kuat melibatkan Inferno Drainer, sebuah metode serangan di mana peretas menipu korban untuk menandatangani transaksi yang mengalihkan kepemilikan vault Maker milik korban. Dengan demikian, peretas mendapatkan kendali penuh atas vault tersebut dan dapat mencetak token yang kemudian mereka curi.

Selain serangan phishing, bulan Agustus juga diwarnai oleh beberapa insiden peretasan besar lainnya. Salah satu insiden paling menonjol melibatkan Ronin, sebuah platform yang pernah mengalami serangan besar pada tahun sebelumnya dengan total kerugian mencapai $600 juta.

Kali ini, Ronin menjadi korban peretasan sebesar $12 juta. Namun, yang membedakan peristiwa ini dari insiden lainnya adalah kemampuan Ronin untuk memulihkan seluruh dana yang dicuri tersebut dari peretas.

Keberhasilan ini menunjukkan bahwa meskipun industri kripto sering kali terlihat rapuh di hadapan ancaman keamanan siber, ada upaya yang nyata dari beberapa platform untuk meminimalkan dampak kerugian melalui strategi pemulihan yang efektif.

Di samping itu, ada juga insiden transfer tidak sah yang mengakibatkan hilangnya dana senilai $5,1 juta. Meski tidak sebesar peretasan lainnya, insiden ini tetap menambah jumlah total kerugian yang dialami industri kripto di bulan Agustus.

Selain itu, platform Nexera juga mengalami serangan yang menyebabkan kerugian sebesar $1,83 juta. Meskipun nilainya lebih kecil dibandingkan insiden lainnya, kejadian ini tetap menunjukkan bahwa tidak ada platform yang sepenuhnya aman dari ancaman peretasan.

Data dari PeckShield ini menambah panjang daftar kerugian yang dialami oleh industri kripto sepanjang tahun 2024. Pada 5 Juli lalu, TRM Labs melaporkan bahwa kerugian akibat pencurian kripto pada paruh pertama tahun 2024 telah mencapai $1,3 miliar.

Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan dengan $657 juta yang hilang akibat peretasan dan eksploitasi pada periode yang sama di tahun 2023.

Laporan tersebut belum mencakup peretasan besar lainnya yang terjadi di tahun ini, seperti insiden di WazirX pada 18 Juli, di mana sekitar $234 juta hilang, menjadikannya sebagai insiden keamanan kripto terbesar kedua sepanjang tahun 2024.

Tantangan dan Langkah Mitigasi di Masa Depan

Dengan semakin meningkatnya ancaman peretasan, industri kripto menghadapi tantangan besar dalam menjaga keamanannya.

Serangan phishing yang mendominasi kerugian di bulan Agustus ini menunjukkan bahwa meskipun teknologi blockchain menawarkan banyak manfaat, keamanan tetap menjadi salah satu risiko terbesar yang harus dihadapi.

Phishing, sebagai salah satu metode peretasan paling umum, memanfaatkan kelemahan dalam interaksi manusia, di mana pengguna yang tidak waspada dapat dengan mudah menjadi korban penipuan siber.

Oleh karena itu, edukasi dan peningkatan kesadaran pengguna menjadi langkah penting dalam meminimalkan risiko peretasan.

Selain itu, platform kripto juga harus terus memperbarui dan memperkuat protokol keamanan mereka. Audit keamanan yang berkala dan penggunaan teknologi enkripsi yang lebih canggih dapat menjadi langkah awal untuk mengurangi kerentanan terhadap serangan.

Meskipun industri kripto terus berkembang dan menarik minat banyak investor, insiden peretasan yang terjadi di bulan Agustus ini menjadi pengingat bahwa investasi di bidang ini juga memiliki risiko yang signifikan.

Pengguna kripto diimbau untuk selalu waspada dan tidak mudah terperdaya oleh tawaran investasi yang terlihat terlalu menguntungkan. Dengan kerjasama yang lebih erat antara pengguna, pengembang, dan ahli keamanan, diharapkan ekosistem kripto dapat berkembang dengan lebih aman dan terpercaya di masa mendatang.

Facebook
X
Telegram
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *