Sisi Gelap Cryptocurrency

Ditto Suranto
3 years ago

Pada awal Februari 2021, banyak dari kita memperhatikan pada saat Tesla membeli Bitcoin senilai $1,5 miliar dan mengumumkan bahwa akan menerima cryptocurrency sebagai pembayaran. Cryptocurrency seperti Bitcoin, Ethereum, Bitcoin Cash, Monero, dan lainnya bukan hanya fase berlalu begitu saja atau minat khusus dari para penggemar teknologi.

Seperti dilihat dari investasi signifikan dari perusahaan dan lembaga institusi besar, begitu pula pengembangan pasar lain, mata uang digital baru ini memperoleh landasan kuat dan sudah mengacaukan banyak industri. Bukan kejutan mengingat portabilitas, transparansi, dan ketahanan inflasi yang ditawarkan. Dengan semua manfaat tersebut dan potensi meningkatkan keterlibatan finansial untuk yang belum punya akses ke sistem keuangan, crypto punya sisi gelapnya.

Cryptocurrency terkenal jahat karena disukai oleh kriminal dan teroris untuk pembayaran dan perdagangan. Tidak diregulasi, menawarkan anonimitas, mudah digunakan, dan memungkinkan aktor jahat lebih mudah menghindari batasan hukum dan menghindari pelacakan otoritas. Belum menyebut berbagai scam/penipuan yang masih mewabah di dunia crypto dan bikin orang takut, tidak yakin, dan ragu dalam pikiran investor. Tapi jangan takut, karena kebanyakan risiko ini bisa dihindari dan ditiadakan dengan riset dan tindakan yang tepat.

Peretasan Exchange dan Dompet

Bursa crypto sempat jadi sumber utama kekayaan bagi para hacker, sekarang mereka beralih ke area lain seperti dompet crypto online. Salah satu hack/peretasan terbesar muncul di Juni 2020, ketika para hackers mencuri 1 juta alamat email pelanggan dengan menerobos database email dan marketing Ledger, si perusahaan dompet crypto terkenal. Mereka juga mencuri detail pribadi untuk 9.500 pelanggan dan menerbitkan 242.000 alamat email ke suatu situs web khusus untuk database yang sudah di-hack. Pada akhir 2019, bursa crypto Poloniex diterobos juga dan mengalami kerugian email pelanggan mereka juga sampai harus disuruh ganti password.

Untuk mengurangi risiko di-hack, sangat disarankan untuk pegang crypto dalam sebuah dompet hardware, seperti yang diproduksi oleh Ledger dan Trezor, yang tidak terhubung ke internet. Juga pastikan selalu menyimpan seed phrase dompet dengan menulisnya di kertas dan dijaga aman.

Scam/penipuan media sosial

Media sosial telah menjadi kekuatan besar dalam masyarakat kini. Kebangkitannya sejajar dengan semakin terlihatnya Bitcoin di media, jadi tidak mengejutkan bahwa hackers menggunakan jangkauan media sosial sebagai target pemegang Bitcoin. Mereka sampai bikin akun palsu untuk minta-minta Bitcoin dari followers atau langsung meretas akun Twitter orang populer.

Mungkin yang paling terkenal contohnya terjadi pada Juli 2020 ketika akun Twitter milik orang dan perusahaan terkenal diretas. Beberapa akun yang jadi korban adalah milik pengusaha teknologi Elon Musk dan Bill Gates, investor Warren Buffet, petinju Floyd Mayweather, dan perusahaan seperti Apple dan Uber.

Hackers berhasil dapat akses ke konsol administratif Twitter dan mengirim banyak tweet dari akun tersebut, mintain follower mereka untuk kirim uang ke alamat blockchain tertentu. Mereka berjanji dana pengguna akan dijadikan dua kali lipat dan dikirim balik sebagai wujud dermawan. Menurut laporan, 320 transaksi terjadi dalam beberapa menit sejak tweet tersebut dikirim.

Twitter bukan satu-satunya platform media sosial yang menderita penipuan Bitcoin. Platform YouTube telah menderita masalah mirip juga. Pada Juli 2020, co-founder Apple Steve Wozniak mengajukan gugatan terhadap Google karena percakapannya mengenai Bitcoin dijadikan video penipuan giveaway cryptocurrency. Video itu juga menjanjikan keuntungan berlipat ganda kalau mereka mau mengirimkan koin ke suatu alamat blockchain yang disebutkan di video. 17 orang lain juga sudah mengajukan gugatan terhadap YouTube karena dibohongi video tersebut.

Penipuan Rekayasa Sosial

Ini adalah penipuan di mana hackers menggunakan manipulasi psikologi dan tipu-tipu untuk mengontrol informasi vital mengenai akun pengguna. Phishing, contohnya, adalah penipuan rekayasa sosial yang luas digunakan di mana hacker ngirim email menghubungkan target mereka ke suatu situs web penipuan, khusus dibuat untuk minta detail penting seperti informasi akun bank dan detail pribadi lain.

Dalam konteks industri crypto, penipuan phishing menargetkan informasi tentang dompet online. Khususnya, hackers tertarik dengan kunci privat dompet crypto, yang adalah kunci untuk mengakses dana crypto di dalam dompet. Metode kerja mereka mirip dengan banyak penipuan standar. Sebuah email dikirim, menyuruh pergi ke situs web khusus yang minta mereka masukkan informasi kunci privat. Ketika si hacker mendapat informasi ini, mereka bisa mencuri Bitcoin dan cryptocurrency lain yang ada di dalam dompet tersebut.

Metode rekayasa sosial populer lain yang digunakan oleh hacker adalah mengirim blackmail Bitcoin. Dalam email itu, hacker mengklaim punya catatan situs web dewasa yang dikunjungi pengguna, dan mengancam mereka akan diekspos kecuali mau membagikan kunci privat.

Cara terbaik untuk tetap aman dari penipuan phishing adalah hindari klik link-link aneh seperti email dan verifikasi apakah alamat emailnya benar-benar dari perusahaan yang diakui. Bisa dengan menelpon mereka atau cek alamat email asalnya. Sebagai contoh, orang seharusnya melakukan pengecekan apakah link alamat web dienkripsi (misalnya URL dimulai dengan HTTPS). Karena mengunjungi situs-situs web yang tidak aman itu ide buruk.

Penipuan ICO

Penipuan ICO beranak pinak pada masa mania crypto di tahun 2017 dan 2018. Setelah serbuan SEC yang intens, keseringan penipuan ini telah berkurang. Namun, itu nggak mati sepenuhnya. Belum lama di akhir tahun 2019, agen federal terus melanjutkan tindakan keras terhadap penipuan ini.

Ada beberapa cara si penipu bisa melakukan penipuan ICO ini kepada investor. Satu metode populer adalah dengan membuat situs web palsu yang mengimitasi ICO yang berlangsung, dan memberi instruksi pengguna untuk menyetor koin ke dalam dompet yang berbahaya. Dalam kasus lain, ICO-nya sendiri yang benaran mungkin memang bobrok. Misalnya, si pendiri membagikan token yang melanggar hukum sekuritas AS atau menyesatkan investor tentang produk mereka dengan iklan palsu.

Contoh yang paling terkenal adalah Centra Tech, sebuah penawaran yang didukung oleh beberapa selebriti, termasuk petinju Floyd Mayweather dan musisi DJ Khalid. Ketika agen regulator menangkap mereka, para tukang promosi dan pendirinya dihukum. Beberapa bahkan menghadapi masa penjara.

Rug Pull DeFi

Rug Pull DeFi adalah jenis penipuan terkini yang menyerang pasar cryptocurrency. Rug itu berarti karpet, pull itu berarti tarik, jadi rug pull itu ya efeknya kayak Anda berdiri di suatu karpet yang ditarik dan sangat menyakitkanKeuangan desentral atau DeFi bermaksud menjadikan desentral sistem keuangan, dengan menyingkirkan perantara untuk transaksi keuangan. Belakangan DeFi menjadi magnet inovasi di ekosistem crypto, tapi pengembangannya dilanda masalah sendiri.

Penipuan rug pull ini telah menjadi lazim khususnya semakin protokol DeFi dikenal investor crypto yang tertarik melipatgandakan untung dengan berburu instrumen crypto penghasil laba.

Smart contract yang mengunci dana untuk jangka waktu tertentu adalah metode yang paling populer bagi programer untuk mencuri dana. Waktu kontraknya selesai atau mencapai batas ambang dana yang diatur, si developer biasanya pakai fungsi programming untuk mencuri Bitcoin dari sana.

Pada Desember 2020, sebuah grup developer samaran yang anonim mencuri Wrapped Bitcoin (WBTC), Ether, dan cryptocurrency lain totalnya senilai $750,000 dari Compounder Finance, sebuah platform DeFi. Proyek ini menjanjikan laba majemuk kepada investor yang menyetorkan crypto mereka dalam smart contract, yang hanya akan dikabulkan setelah mencapai waktu tertentu. Tapi investor menduga developernya sudah membuat “back door” atau pintu belakang ke sistem agar mudah mencuri dananya sebelum smart contract berakhir.

Skema Pump and Dump

Ini taktik klasik yang telah digunakan selama beberapa dekade dan bikin orang luar biasa kaya, dan khususnya untuk pasar crypto waktu periode bullish. Sebuah koin atau token dijadikan sensasi oleh sekelompok individu melalui kiriman email dan media sosial yang banyak seperti Telegram, Facebook, dan Twitter. FOMO atau takut ketinggalan peluang luar biasa ini, trader langsung buru-buru membeli koinnya, demikian menggiring harganya naik sampai koinnya akhirnya di-dump oleh kelompok penipu. Kemudian terjadi crash, dengan nilai asetnya langsung menurun.

Skema pump and dump telah menarik perhatian besar di alam crypto. Beberapa tahun lalu, Wall Street Journal memeriksa anatomi penipuan ini, mereka menulis:

Strategi sinyal pump yang besar itu sangatlah jelas, sama seperti pump koin lain: diumumkan tanggal, waktu, dan exchange tempat eksekusi. Sesuai waktu itu, diumumkan sinyal, koinnya di-pump, dan para trader menciptakan kegilaan untuk membeli, dan secara cepat menjual di puncak. Ini semua bisa terjadi dalam hitungan menit, dan trader yang berhasil akan menyombongkan diri secara publik tentang hasil untung mereka.

Sinyal Trading Crypto

99% pemberi sinyal crypto itu palsu, dan trader pemula seharusnya benar-benar waspada. Grup-grup sinyal trading crypto menargetkan Anda khusus karena pengalaman yang terbatas, berharap Anda akan tertipu berdagang koin yang susah payah didapatkan untuk jalan yang mudah dan pasti mencapai kesuksesan trading.

Bukan hanya Anda tidak belajar apa pun dengan mengandalkan sinyal orang lain, tapi juga Anda terpapar pada penipuan seperti pump and dump ini (terutama hati-hati terhadap grup sinyal Telegram). Sudah jelas tidak ada orang yang dengan cara atau metode apa pun bisa memprediksi masa depan. Melainkan, fokuslah belajar dan fokus pada edukasi agar dapat menjadi investor yang berpengetahuan dan berwawasan, daripada menjadi trader yang mengandalkan grup anonim penjual sinyal dengan terlalu banyak spekulasi.

Siap Menghadapi Penipuan Crypto

Permainannya di sini bernama uji tuntas. Mulai dengan Google dan media sosial dan lanjut menggali, perhatikan secara dekat informasi yang bertentangan atau kurang.

Investasi crypto itu maraton, bukan lari cepat. Tidak ada jalan pintas. Jalan tercepat kehilangan uang adalah berpikir bahwa Anda akan menghasilkan banyak uang dengan cepat. Sama seperti banyak hal lain yang layak dilakukan, investasi crypto menghadiahi kesabaran, pengetahuan, ketekunan, dan sebagian risiko yang terhitung.

Facebook
X
Telegram
WhatsApp