Sejak diciptakan pada tahun 2008 oleh seorang kriptografer anonim yang dikenal dengan nama samaran Satoshi Nakamoto, Bitcoin (BTC) telah membuat investor tradisional bingung. Bagaimana bisa bit dan byte pada layar komputer bernilai uang? Dan jumlah uangnya bukan main-main!
Bitcoin, sama halnya dengan aset lain, memiliki nilai sejauh orang lain bersedia membayarnya. Pisang yang disolasi ke tembok miliknya Maurizio Cattelan terjual senilai $120,000 atau setara Rp1,7 miliar di festival Art Basel Miami pada tahun 2019. Ini merupakan kasus yang ekstrem, tapi ada banyak contoh karya seni tradisional lain yang terjual jauh di atas biaya materi, tenaga yang dibutuhkan, atau kegunaannya. Sama halnya dengan seni NFT seperti CryptoPunks.
Emas adalah contoh lain dari sebuah aset yang bernilai lebih daripada kegunaannya. Sejumlah kecil emas digunakan dalam barang elektronik karena konduktivitas listriknya emas. Namun, sebagian besar harga emas berasal dari fakta bahwa emas itu berkilau dan langka.
Kelangkaan menaikkan nilai
Kelangkaan terletak di jantungnya Bitcoin. Hanya akan ada 21 juta Bitcoin yang dicetak. Kumpulan besar suplainya sudah dibuat (kurang lebih 18,78 juta), dengan sisanya akan dicetak hingga tahun 2140. Proses mining melibatkan paket transaksi sebesar 1MB ke dalam sebuah blok dan mengumpulkan biaya transaksi. Hadiah blok diberikan pada setiap blok baru. Hadiah blok adalah caranya Bitcoin baru dicetak. Blok diciptakan setiap 10 menit, dan ini akan berlanjut selama miners/penambang bersedia memproses transaksi untuk memperoleh biaya transaksi dan hadiah blok.
Hadiah blok bermula pada 50 BTC per blok. Setiap 210.000 blok (kasarannya tiap 4 tahun), hadiah blok ini dipotong setengah. Inilah yang disebut “Halving”. Pada 28 November 2012 hadiah bloknya dipotong menjadi 25 BTC per blok. Pada 9 Juli 2016 hadiah bloknya dipotong setengah lagi menjadi 12,5 BTC per blok. Dan akhirnya pada 11 Mei 2020 terjadi halving hadiah blok yang terkini. Hadiah bloknya saat ini adalah 6,25 BTC per blok. Halving selanjutnya akan terjadi pada sekitar tahun 2024, ketika hadiah bloknya akan dikurangi menjadi 3,125.
Siklus Halving dan harga
Miners/penambang menghabiskan semakin besar jumlah listrik untuk bersaing dalam keuntungan mengumpulkan biaya transaksi plus hadiah blok. Pengeluaran listrik merupakan biaya besar bagi miners, dan hadiah blok yang semakin menurun adalah keuntungan yang berkurang (dalam hal Bitcoin). Satu-satunya perhitungan ini masuk akal bagi para miners adalah harga Bitcoin harus naik.
Suatu pola harga yang menarik telah diobservasi selama “Siklus Halving”. Di masa lalu, setiap kali kita mengarah pada halving dan segera setelah halving terjadi… harga Bitcoin mengalami gerakan bull run (naik). Bull run ini telah diikuti oleh crash (kejatuhan harga). Crash-nya diikuti oleh “musim dingin kripto” di mana sentimennya pada titik terendah dan jaringan berita utama mendadak hilang minat pada Bitcoin. Hingga siklus halving berikutnya memulai proses ini kembali.
Jadi apakah ini berarti kita bisa memprediksi harga masa depan hanya dengan mengikuti halving Bitcoin?
Ada sedikit data yang menarik mengenai gerakan pasar Bitcoin BTC belakangan ini. Pasar ini terasa sangat mirip dengan siklus tahun 2013! Tepat sebelum siklus hype pertama di tahun 2013. Jadi kalau Anda lihat dari grafik riwayat harga, BTC naik dari sekitar $12 pada Oktober 2012 menjadi $230 pada April 2013. Tapi kemudian jatuh dari harga tertinggi April di $230 menjadi sekitar $66 dolar pada harga terendah. Ini terjadi sekitar tanggal 8 Juli. Orang berpikir itu bisa menurun dan balik ke $12 atau bahkan mungkin 0… Tapi faktanya tidak! Itu sedikit pulih tetapi kurang lebih pasarnya sideways sampai Oktober tahun itu.
Oktober harganya kembali ke atas $100. Dan kemudian pada akhir Oktober, siklus hype dimulai. Bitcoin melonjak, dan pada 5 November telah menembus level tertinggi April di $230. Dan itu terus berlanjut, berlipat ganda dalam beberapa hari mendorong ke $1200 pada akhir November. Secara harfiah dalam sebulan kita mengalami siklus hype yang meledak.
Berikut perbandingan siklus dengan apa yang telah kita semua alami sepanjang tahun 2021. BTC naik dari $12 dolar Oktober 2012 menjadi $230 dolar, memuncak pada 9 April 2013. Berlipat ganda 19x!
Apa yang terjadi di siklus 2021 ini? Harganya naik dari sekitar $10k di Oktober 2020 menjadi sekitar $64k, memuncak pada 13 April 2021. Berlipat ganda 6,4x!
Terus bagaimana dengan crash-nya? saat itu naik dari puncak 9 April dari $230 ke harga terendah $66 di 5 Juli 2013. Penurunan 71% atau crash!
Siklus 2021 ini? Puncaknya 13 April $64k dan jika diperhatikan mencapai posisi terendah sekitar $29.5k. Penurunan 54%!
Dari hal ini mengapa sangat mirip siklusnya? Terutama tanggalnya! Puncaknya sama pada bulan April, dan jika dilihat telah mendekati titik terendah kejadiannya di bulan Juli? tentu saja angka berlipat ganda dan crash-nya tidak akan sama. BTC telah tumbuh sebagai aset, dan ini akan berubah dari waktu ke waktu sebagaimana nilai dan market cap-nya bertumbuh.
Kesimpulannya kalau melihat data ini? Kalau Anda meniru pola siklus tahun 2013… itu berarti tidak akan ada siklus hype bullish sampai akhir tahun 2021 ini! Anda mungkin mulai meningkat perlahan tapi pasti dari bulan ke bulan, tetapi tidak akan intens seperti yang kita lihat terjadi di awal tahun ini. Kenaikan bertahap BTC kembali ke $64k dan lebih tinggi akan terjadi menjelang akhir tahun sesuai pola. Menurut Anda akankah itu terjadi?
Banyak yang sudah melihat beberapa statistik belakangan ini yang menunjukkan bahwa banyak whales mengakumulasi bahkan lebih banyak BTC akhir-akhir ini. Institusi yang sah memasuki alam crypto ini adalah hal positif bagi adopsi Bitcoin, sebuah faktor yang tidak ada selama bull runs sebelumnya. Di sisi lain, ancaman yang berlangsung dari regulasi pemerintah terus meningkat semakin banyak orang terkena paparan Bitcoin di seluruh dunia. Hal-hal ini dan gerakan kontras lain bikin susah untuk memprediksi masa depan harganya menggunakan sejarah.
Banyak orang yang mengaku dan percaya diri tahu yang akan terjadi dan bilang bisa memprediksi harga: Hal ini bohong atau terlibat dalam manipulasi pasarnya sendiri. Tidak ada aturan tertulis bahwa bull run harus selalu terjadi setiap 4 tahun waktu halving Bitcoin terjadi. Tetapi seperti sudah dibahas barusan, dari dulu selalu mengikuti alur waktu halving. Anda bisa bilang berkurangnya suplai BTC yang masuk ke pasar menjadikannya lebih langka, dan dengan lebih banyak orang yang ingin beli, mendorong harganya naik lebih tinggi. Karena orang-orang baru yang ingin beli BTC harus beli dari mereka yang sudah punya beberapa, dan kalau yang sudah punya ingin memegang itu untuk jangka panjang maka jadinya lebih mahal karena si pembeli harus meyakinkan mereka untuk mau menjual koin tersebut. Manfaatnya jelas sangat besar bagi orang yang cukup berani untuk mengambil risiko dan menjadi investor awal.