Goldman Sachs: Jatuhnya Pasar Kripto Tidak Akan Merusak Ekonomi AS
Goldman Sachs, bank investasi yang berbasis di Amerika Serikat, mengatakan kecilnya kemungkinan bahwa jatuhnya pasar kripto akan merusak ekonomi AS, menurut pemberitaan dari Decrypt. Hari Kamis lalu, dalam sebuah catatan riset, bank tersebut menyampaikan bahwa “turunnya [harga cryptocurrency] baru-baru ini sangat kecil dibanding kekayaan bersih rumah tangga AS” sehingga tidak akan menyebabkan kerusakan pada ekonominya.
Pasar kripto memang sudah jatuh cukup jauh. Bitcoin telah turun ke harga $30.227 pada waktu penulisan, turun 56% dari ATH-nya bulan November lalu.
Catatan itu juga membuka sebuah pertanyaan bagaimana turunnya kekayaan bersih memengaruhi suplai tenaga kerja dan perilaku konsumen. “Satu perkiraan kasarnya adalah bahwa rumah tangga di AS memiliki sepertiga dari pasar kripto global. Jika ya, penurunan terbaru ini sangat kecil dibandingkan kekayaan bersih rumah tangga AS, yang berada pada kisaran $150 triliun tahun lalu,” tambah mereka.
Catatan itu melanjutkan bahwa dampaknya terhadap tingkat partisipasi tenaga kerja AS akan terasa kecil juga mengingat bahwa tingkat partisipasi tenaga kerja laki-laki muda, yang mayoritas memiliki kripto, sudah kembali ke tingkat yang sama sebelum pandemi.
Bank of America: Klaim ‘Crypto Winter’ Tidak Berdasar
Bank of America (BofA), bank terbesar kedua di AS, menyampaikan bahwa kekhawatiran atas ‘crypto winter’ tidak memiliki landasan. Alkesh Shah, analis untuk BofA, menulis bahwa ekosistem cryptocurrency adalah “kelas aset teknologi yang sedang timbul dan token yang mentenagai ekosistemnya diperdagangkan seperti aset pertumbuhan tinggi dan memiliki risiko spekulatif,”.
Terlepas dari itu, Shah mengakui bahwa aset digital menghadapi tekanan yang sama seperti yang dihadapi oleh kelas aset lain: inflasi, suku bunga Fed, dan risiko resesi yang terus meningkat.
Kekhawatiran mengenai menularnya tragedi jatuhnya patokan TerraUSD (UST) ke aset kripto lain juga tidak berdasar, menurut Shah. Tulisannya menambahkan bahwa hilangnya patokan ini kemungkinan menjadi salah satu penyebab volatilitas yang dialami Bitcoin akhir-akhir ini.
Mereka juga menambahkan bahwa jatuhnya patokan UST, yang tidak memiliki aset yang diagunkan di baliknya, membuktikan bahwa pasar stablecoin secara keseluruhan masih dapat bertahan, karena stablecoin yang lebih besar mampu mempertahankan patokan mereka. BofA berpendapat bahwa jatuhnya jaringan Terra disebabkan oleh fokusnya pada adopsi UST daripada keseimbangan harganya.
BofA menambahkan bahwa regulasi pada stablecoin akan menaikkan keterbukaan stablecoin algoritmis. Mereka juga berpendapat bahwa kecil kemungkinannya bagi stablecoin algoritmis untuk dilarang. Melarang stablecoin algoritmis bisa menjadi keputusan yang “gegabah” dan memperlambat pertumbuhan ekonomi, tambah mereka.