Sebuah laporan dari Bloomberg mengatakan bahwa Twitter telah merekrut Wachtell, Lipton, Rosen & Katz, sebuah perusahaan hukum korporat, untuk mewakili platform media sosial tersebut dalam penuntutan Elon Musk karena gagalnya niatnya untuk mengakuisi platform tesebut. Elon tadinya sudah mencapai kesepakatan dengan Twitter untuk membeli perusahaan tersebut seharga $44 miliar.
Tim kuasa hukum Twitter dikabarkan akan membawa kasus ini ke meja hakim Delaware Court of Chancery, sebuah pengadilan yang mengadili perkara hukum bisnis di negara bagian Delaware.
Hingga saat ini belum jelas apakah penuntutan ini akan berujung pada perintah kepada Elon untuk membeli platform ini, baik dengan harga yang sama atau yang direnegoisasi. Minggu lalu, kepala dewan Twitter, Bret Taylor, mengatakan bahwa pihaknya akan membawa perkara ini ke meja hijau dengan mengatakan bahwa upaya ini adalah untuk “menegakkan persetujuan merger ini”.
Beberapa orang berpendapat bahwa pembatalan pembelian ini adalah upaya Musk untuk renegoisasi harga. Ada kemungkinan bahwa Musk mengetahui kondisi Twitter terkini. Selama seminggu terakhir, Twitter sudah memecat 100 karyawan. Debra WIliamson mengatakan kepada Insider Intelligence “Bila Musk mampu mematikan kesepakatan [pembelian] itu, Twitter masih akan memilki masalah yang sama seperti sebelum dia hadir di sana … Pertumbuhan penggunanya semakin pelan. Dan sementara pendapatan iklan masih tumbuh secara marginal, Twitter saat ini sedang menghadapi ekonomi yang melambat yang dapat menekan pembelian iklan di semua platform media sosial.
Pada tanggal 8 Juli kemarin, Musk mengumumkan bahwa dirinya batal membeli Twitter. Pengacaranya mengatakan bahwa keputusannya ini disebabkan oleh kegagalan Twitter untuk menyediakan data mengenai keberadaan akun “palsu dan spam”. ” Terkadang Twitter menolak permintaan Tuan Musk, terkadang mereka menolaknya untuk alasan yang tidak bisa dibenarkan, dan terkadang mereka mengklaim telah mematuhinya sementara memberikan informasi yang tidak komplit atau tidak dapat digunakan oleh Tuan Musk”, tambahnya.
Pada penutupan pasar saham hari Jumat kemarin, Twitter dijual di angka 36,81, turun sekitar 6% dari hari sebelumnya.