Banyak orang menyalahkan aset kripto (BTC, ETH, dan stablecoins), hingga USDC mengalami ‘depeg’. Padahal, ini adalah masalah sistem perbankan tradisional. Beberapa perusahaan kripto, seperti Circle, hanya terkena cipratannya saja.
Memang liar belakangan ini, karena Silicon Valley Bank, bank terbesar ke-16 di AS jatuh hampir dalam semalam. Peristiwa ini membawa implikasi yang signifikan, karena merupakan bank sebesar $200 Miliar yang mendukung ribuan perusahaan rintisan (startup), bisnis-bisnis, dan banyak sektor teknologi.
Alasan peristiwa ini signifikan adalah karena berdampak ke orang biasa, dan ini adalah isu yang menakutkan bagi para “pemungut suara” (voter). Jadi memang baunya ke arah politik. Orang-orang yang bekerja di sebuah perusahaan sekarang ada di posisi, “ketidakpastian mengenai gaji karyawan, karena dana mereka nyangkut di Silicon Valley Bank”. Bukan hanya itu, tapi orang-orang dan perusahaan juga tergesa-gesa memindahkan deposit mereka ke bank yang lebih besar dan lebih stabil.
Masalah sebenarnya adalah ketidaksesuaian durasi (duration mismatch) sekuritas obligasi yang dipegang SVB, ditambah manajemen risiko dan praktik ‘hedging’ yang buruk. Inti dari situasi ini adalah:
- Harga obligasi bergerak terbalik dengan yield-nya. Artinya, kalau yield naik harganya jatuh.
- Setelah 10 tahun berlalu dengan kebijakan suku bunga 0%, bank-bank seperti SVB membeli obligasi dengan durasi yang lebih lama (pikirkan Treasury dan MBS 10-tahun dan 30-tahun). Ini seharusnya merupakan aset yang paling likuid dan aman.
- Inflasi mendorong bank sentral untuk menaikkan suku bunga secara dramatis, merugikan obligasi yang dibeli tadi (unrealised loss). Yah, ini sebenarnya tidak masalah… asalkan mereka memegang obligasinya sampai tanggal jatuh tempo untuk mendapatkan modalnya kembali.
- Masalahnya, orang-orang meminta deposit mereka SEKARANG –> bank SVB jadi harus menjual obligasi dan merasakan kerugiannya. Semakin banyak orang menarik klaim, semakin tipis dana yang dimiliki bank, dan kerugiannya semakin menumpuk.
Bagian yang menakutkan adalah, semua bank punya masalah ini karena mereka semua memiliki aset-aset “bebas risiko” seperti Treasury AS. Grafik di bawah ini menunjukkan ‘unrealised loss’ (kerugian mengambang) obligasi-obligasi ini yang ada di sektor perbankan.
Wow, angka negatifnya sangat besar ya!
Nah, sekarang bank-bank yang lebih kecil. Ini bisa jadi masalah yang besar, karena mereka tidak memiliki cadangan tunai yang besar dan biasanya mengambil risiko lebih banyak daripada bank besar seperti JP Morgan dkk. Dengan ramainya isu ‘bank run’ saat ini, tindakan yang waras untuk dilakukan orang-orang dan perusahaan adalah memindahkan deposit ke bank yang lebih besar dan lebih stabil… ironisnya semakin memperburuk isu.
Saat ini pasar sedang tidak mulus. Pendekatan yang benar adalah WASPADA, dan sangat berhati-hati. Kita bisa gerak ke atas maupun ke bawah, dan akan lebih jelas pada hari Senin (waktu AS), karena permainan regulator dan asuransi FDIC akan diterangkan lebih jelas.
Ekspektasi saya adalah:
- Pemangku kepentingan SVB akan disapu bersih. Ini tidak masalah
- Deposan SVB akan ditanggung penuh. Regulator ingin memadamkan ketakutan segera
- Mungkin akan tetap ada kepanikan ‘bank run’. Ingat pas covid orang-orang di medsos panik beli tissue?
Kejadian ini dapat berpotensi mendorong “pivot” dari bank-bank sentral. Bukan karena JPowell ingin pivot, tapi karena TIDAK ADA politikus yang ingin masa pemerintahannya dihantui oleh krisis perbankan. Apalagi sudah mendekati tahunnya pemilu AS.
Mungkin kita sedang beralih dari masanya dominasi bank sentral, dan masuk ke masanya dominasi politik. Masa depan ini bersifat inflasi dan stimulatif, dan pasar kemungkinan akan bergerak aneh dan volatil.
Satu-satunya yang tidak volatil adalah saldo BTC dan ETH kita. Krisis seperti inilah yang melahirkan Bitcoin. Bertahanlah dan kencangkan sabuk pengaman kalian.