Sebuah produk yang baru dikembangkan, perlu dilakukan pengujian terlebih dulu sebelum dapat diluncurkan ke pasaran. Hal ini dilakukan salah satunya sebagai quality control dan benar-benar memastikan bahwa produk tersebut sudah layak untuk digunakan. Pengujian yang dilakukan disebut beta testing.
Dengan beta testing, produk diuji langsung oleh pengguna. Pengujian yang dilakukan pada beta testing tidak dikontrol oleh tim penguji karena langsung berhadapan dengan pengguna atau end user. Namun sebenarnya apa itu beta testing dan bagaimana cara kerjanya? Simak artikel ini untuk mengetahui jawabannya.
Apa itu beta testing?
Beta testing termasuk ke dalam salah satu jenis user acceptance testing yang dilakukan sebelum produk diluncurkan kepada publik. Beta testing dilakukan dengan tujuan menemukan sebanyak mungkin bug atau masalah dalam sistem dan penggunaan produk tersebut.
Pengguna yang mengikuti beta testing yaitu real user yang disebut sebagai beta tester. Pihak pengembang produk akan meminta beberapa pengguna untuk menguji produk dalam kondisi yang sama, mulai dari hardware hingga kondisi internet yang digunakan. Dengan melakukan beta testing memungkinkan pihak development melakukan security testing dan reliability testing.
Jumlah user beta testing umumnya dibatasi. User diminta untuk memberikan feedback atas produk yang ingin diluncurkan dan memastikan kebutuhan user sesungguhnya.
Tujuan beta testing
Seperti yang sebelumnya dijelaskan, tujuan umum beta testing yaitu untuk menemukan bug atau masalah pada produk ketika sedang digunakan. Tujuan utama dari beta testing yaitu dapat menemukan masalah dalam kondisi yang tidak terkontrol, sehingga sangat perlu dilakukan sebelum produk benar-benar diluncurkan untuk publik.
Selain itu, beta testing dilakukan untuk memvalidasi hipotesis mengenai bagaimana user akan menggunakan produk. Tahap pengujian beta testing tidak hanya dapat dilakukan ketika ingin meluncurkan produk baru. Namun dapat dilakukan juga sebelum upgrade fitur baru diluncurkan.
Keuntungan menjadi beta tester
Dengan menjadi beta tester kamu dapat mengetahui lebih awal produk yang akan diluncurkan ataupun fitur yang baru di upgrade. Selain itu kamu juga ikut dalam tahap pengembangan karena dapat memberikan feedback langsung kepada pihak development. Dengan menjadi beta tester tentunya saran dan masukan yang kamu sampaikan lebih didengar oleh pihak pengembang.
Terlebih lagi, pihak yang melakukan beta testing biasanya akan memberikan reward sebagai bentuk penghargaan karena telah mengikuti pengujian dan memberikan feedback terhadap produk.
Litedex Protocol Public Beta Testing
Dengan akan diluncurkannya fitur swap pada website Litedex, Litedex mengadakan event Public Beta Testing. Periode event ini dimulai pada 19 Juli hingga 29 Juli 2022 jam 12 siang. Beta Testing Event tersebut juga dilaksanakan dalam rangka perayaan ulang tahun pertama tepat 23 Juli nanti. Berikut cara untuk berpartisipasi dalam Litedex Public Beta Testing.
1. Tambah Likuiditas (Sekali)
2. Tukar ETH ke token lain (Setiap hari; 11 hari)
3. Tukar token lain ke ETH (Setiap hari; 11 hari)
4. Tukar token lain ke token lain (Setiap hari; 11 hari)
5. Hapus Likuiditas 20% dari total likuiditas Anda (Sekali)
6. Kirim Umpan Balik (Email, ID Telegram, umpan balik, Alamat Dompet) melalui Acara Pengujian Beta selama 25 Juli, 12 PM UTC – 29 Juli, 12 PM UTC
Informasi lengkap mengenai Litedex Public Beta Testing dapat kamu lihat disini. https://t.me/LitedexProtocol/399
Setelah mengetahui apa itu beta testing dan cara kerjanya, apakah kamu tertarik untuk mengikuti event beta testing? Informasi dan berita mengenai dunia kripto dapat kamu baca pada blog Litedex. Ikuti juga sosial media Litedex di Instagram, Twitter, Telegram, dan Tiktok.