Cointelegraph baru saja mengejutkan pasar kripto kemarin malam, 16 Oktober 2023, dengan adanya berita palsu yang disebar tanpa memberikan sumber.
Berita palsu ini diakui sebagai kesalahan tim yang mengaku mendapatkan informasi “di balik layar” namun melakukan publikasi tanpa mengikuti prosedur yang seharusnya dilakukan.
Walau merupakan berita palsu, publikasi melalui cuitan di X (Twitter) telah berhasil mendorong harga Bitcoin naik ke $30.000 sebelum kembali turun ke daerah $28.000 saat ini.
Cointelegraph Publikasi Berita Palsu
Berita yang dipublikasi melalui cuitan tersebut dilakukan pada sekitar 20.00 WIB atau 21.00 WITA yang membuat volatilitas tinggi di pasar.
Kabar ini adalah terkait persetujuan ETF Bitcoin Spot iShares yang diajukan oleh BlackRock, perusahaan keuangan terbesar di dunia dengan aset yang dikelola sekitar $10 Triliun.
Cointelegraph melakukan publikasi secara gamblang hanya dengan menyatakan bahwa SEC atau Securities and Exchange Commission, telah menyetujui permohonan ETF Bitcoin Spot oleh BlackRock, tanpa memberikan sumber apa pun.
Setelah cuitan tersebut mulai tersebar, banyak jurnalis independen serta analis kripto di Twitter yang memeriksa kabar ini dan memberikan bantahan terkait kondisi persetujuan ETF oleh BlackRock ini.
Munculnya banyak bantahan tersebut membuat Cointelegraph mengubah cuitannya dalam bentuk “edit” dengan menambahkan kata “Reportedly”.
Langkah ini dilakukan demi memberi pembenaran bahwa sumber kabar persetujuan bukan dari Cointelegraph namun Cointelegraph hanya melakukan publikasi dari sumber lain.
Setelah perubahan kalimat ini terjadi, Cointelegraph mendapatkan banyak hujatan karena dianggap tidak mau bertanggung jawab dan tidak mengakui kesalahannya.
Setelah satu jam dari publikasi, akhirnya Cointelegraph menghapus cuitan tersebut dan membuat publikasi baru berupa permohonan maaf dan laporan ke publik bahwa tim internal akan melakukan pendalaman terkait mengapa kabarini bisa dipublikasi secara mendadak.
Akhirnya setelah beberapa jam, Cointelegraph membuat publikasi lanjutan terkait insiden ini dimana dalam publikasi berupa artikel tersebut, dijelaskan bahwa terdapat anggota tim media sosial yang mengaku mendapatkan informasi dari terminal Bloomberg yang didapatkan dari seorang sumber di Telegram.
Namun setelah ditelusuri, akun telegram dari informan tersebut telah dihapus dan sumber di terminal Bloomberg tidak dapat ditemukan, memberikan konfirmasi keteledoran dari individu yang melakukan publikasi tersebut.
Cointelegraph juga telah melakukan konfirmasi dengan Bloomberg dan BlackRock dimana mereka tidak mendapatkan sumber apa pun terkait persetujuan ini yang berujung penghapusan publikasi cuitan tersebut secara menyeluruh.
Dari kasus ini terlihat bahwa FOMO merupakan sebuah hal yang masih kuat di dunia kripto terutama saat ada kabar positif yang muncul walau tanpa sumber yang jelas.
Tapi perlu diketahui bahwa FOMO ini juga diperkuat oleh narasi yang terjadi pada akhir pekan lalu yaitu keputusan hakim dalam sidang persetujuan pengubahan GBTC Grayscale menjadi Bitcoin Spot ETF.
Setelah persetujuan ini terjadi, banyak narasi bahwa ETF Bitcoin Spot akan segera meluncur sehingga membuat kabar palsu yang tersebar lebih mudah dipercaya.
Namun kenyataannya kabar GBTC tersebut juga belum memiliki hasil apa pun, karena keputusan hakim hanya berujung pemeriksaan permohonan Grayscale kepada SEC yang sebelumnya menolak untuk memeriksa.
Melihat sejarah SEC dalam memeriksa permohonan ETF Bitcoin Spot, kemungkinan besar persetujuan masih akan datang dalam beberapa bulan ke depan. Jadi semua kabar ini terlihat hanya FOMO yang mendorong volatilitas dan apresiasi harga tinggi hanya dalam sesaat.
Kondisi Harga Bitcoin
Sayangnya FOMO ini telah berhasil membuat kehancuran di pasar kripto dengan adanya kerugian total sebesar $190,62 Juta hanya dalam 24 Jam terakhir di pasar derivatif. Penyumbang kerugian terbesar berasal dari posisi berbasis Bitcoin dengan kerugian likuidasi sebesar $108,26 Juta.
Data Likuidasi 24 Jam Terakhir dari Coinglass
Setelah kejadian ini terlihat bahwa mayoritas trader memilih untuk menunggu dan memastikan kondisi pasar sudah mulai aman sebelum transaksi kembali.
Data yang menunjukkan likuidasi trader sebanyak 39.095 orang telah berhasil membuat volume transaksi di pasar derivatif bergerak turun secara drastis.
Data Open Interest Futures Bitcoin
Terlihat bahwa sejak kejadian kemarin, volume open interest kontrak futures berbasis Bitcoin mengalami penurunan drastis hingga saat ini yang menandakan bahwa trader masih belum percaya diri untuk melakukan transaksi lagi.
Data Rasio Long dan Short
Walau begitu, saat ini masih ada yang membuat posisi transaksi karena bisa dilihat sejak siang ini, open interest juga bergerak naik. Mayoritas posisi yang dibuka adalah posisi short jika melihat data 12 Jam terakhir.
Terdapat perbedaan yang tipis antara posisi long dan short yaitu sebesar $240.000 dimana posisi short lebih banyak dibandingkan posisi long.
Kondisi ini bisa menjadi pertanda bahwa trader memprediksi pergerakan koreksi dalam beberapa hari ke depan. Tapi data ini juga membuktikan potensi volatilitas yang akan terjadi dalam beberapa hari ke depan melihat perbedaan tipis antara posisi short dan long.
Jadwal Pidato Jerome Powell
Potensi koreksi didukung oleh adanya jadwal pidato Jerome Powell, Ketua Bank Sentral Amerika, yang akan dilaksanakan lusa, 19 Oktober 2023, pukul 23.00 WIB atau 20 Oktober 2023, 00.00 WITA.
Pidato ini dapat mendorong Dolar Amerika untuk naik karena saat ini kondisi inflasi Amerika dianggap positif oleh Bank Sentral Amerika setelah publikasi data yang terjadi beberapa hari yang lalu.
Grafik Harian BTCUSD
Oleh karena itu, investor dan trader disarankan untuk waspada terhadap potensi koreksi karena dalam grafik harian terdapat pola bearish divergence yang dapat mendukung potensi pergerakan turun untuk Bitcoin.
Jika melihat indikator EMA 50, saat ini batas bawah yang kuat berada di daerah $27.000, sehingga kemungkinan besar koreksi akan mencapai daerah tersebut.
Walau begitu, melihat kondisi sentimen di pasar yang masih campur aduk, kemungkinan koreksi ini juga bisa salah. Sehingga investor dan trader harus terus menjaga manajemen risiko agar tidak FOMO.
