Bitcoin Turun di Bawah $55.000! Bank Sentral Jepang Dianggap Menjadi Penyebabnya

Bitcoin Turun di Bawah $55.000! Bank Sentral Jepang Dianggap Menjadi Penyebabnya

Naufal
7 months ago

Bitcoin terlihat mengalami koreksi signifikan dalam 24 Jam terakhir, mengikuti mayoritas aset yang ada di pasar keuangan. 

Koreksi ini terjadi karena beberapa sentimen makroekonomi, salah satunya adalah pernyataan dari Bank Sentral Jepang yang dikabarkan akan kembali menaikkan suku bunga acuan. 

Dalam kondisi ini, terjadi tekanan jual besar-besaran di beberapa sektor, termasuk di pasar saham dan kripto, dimana mayoritas tekanan jual ini berasal dari investor. 

Bank of Japan Umumkan Potensi Kenaikan Suku Bunga Acuan

Bank of Japan baru saja mengumumkan potensi kenaikan suku bunga acuan pada kemarin malam, yang membuat mayoritas aset keuangan bergerak turun. 

https://twitter.com/Investingcom/status/1830893275806314650

Dampak ini terasa pada mayoritas aset berisiko, yaitu seperti saham dan kripto, yang umumnya ditransaksikan dengan menggunakan leverage atau dana lebih dari hasil utang.

Kenaikan suku bunga acuan di Jepang menjadi hal yang penting karena mayoritas investor dan trader institusional di dunia, menggunakan utang dari Jepang. 

Hal ini disebabkan Jepang memiliki suku bunga acuan yang rendah pada awalnya, bahkan memiliki bunga acuan yang minus, yaitu individu atau bisnis akan mendapatkan bonus saat meminjam dan bukan biaya. 

Dalam beberapa bulan terakhir ini, perekonomian Jepang mulai berubah dimana suku bunga acuan mulai bergerak naik, mulai dari kembali ke 0% hingga sekarang akan kembali naik menjadi 0,1% bahkan hingga mencapai 0,25% dalam beberapa bulan ke depan.

Kondisi ini menjadi masalah yang besar karena mayoritas investor dan trader institusional ini akan diwajibkan untuk restrukturisasi utang mereka dan menata ulang portofolio leverage yang digunakan. 

Mengingat saat ini terdapat potensi kenaikan suku bunga acuan lagi, banyak tekanan jual yang terjadi dari investor dan trader yang mencairkan posisinya agar tidak terimbas biaya utang yang lebih besar, karena bunga yang digunakan adalah floating. 

Hasilnya saat ini pasar saham terlihat paling terdampak, karena leverage paling besar masih berada di pasar saham. 

Indeks saham Jepang mengalami penurunan drastis bersama dengan indeks saham Amerika seperti S&P500 yang mengalami penurunan lebih dari 2% walau terkenal paling stabil. 

Hasilnya pasar kripto juga bergerak turun secara signifikan, membuat tekanan jual kuat di hampir seluruh aset berisiko. 

Potensi Penurunan Suku Bunga Acuan Amerika Mulai Menipis

Bitcoin terlihat turun sekitar 4% setelah pengumuman ini membuat secara menyeluruh harapan positif September mulai menurun. 

Hal ini disebabkan pada awalnya, terdapat sentimen positif yaitu kemungkinan penurunan suku bunga acuan dari Amerika Serikat.

Penurunan suku bunga acuan untuk Amerika Serikat berarti adanya potensi likuiditas tambahan ke pasar keuangan, sehingga ada kemungkinan aset-aset berisiko dapat bergerak naik.

Tapi, dengan naiknya suku bunga acuan Jepang, potensi penurunan suku bunga acuan Amerika menjadi semakin kecil, karena nilai tukar Dolar Amerika harus diatur kembali.

Dalam kondisi suku bunga acuan yang naik, maka nilai mata uang negara tersebut akan naik, dan juga sebaliknya, sehingga Amerika harus memikirkan strategi baru untuk menanggapi perubahan dari Jepang. 

Ditambah lagi, saat ini data perekonomian Amerika masih belum terpublikasi dengan jelas, sehingga masih ada beberapa hal yang tidak pasti, membuat kondisi perekonomian Amerika masih belum terlihat siap untuk menurunkan suku bunga acuan. 

Untuk saat ini, data yang paling dekat akan dipublikasi adalah data gaji sektor non pertanian dan data pengangguran, sehingga ini akan menjadi pertanda awal bagaimana kondisi perekonomian Amerika.

Penentuan suku bunga acuan Amerika baru akan terjadi pada pertengahan September 2024, sehingga sebelum waktu penetapan tersebut, dengan banyaknya narasi negatif, kemungkinan kripto akan pulih masih sangat kecil. 

Jadi untuk saat ini investor dan trader diharapkan untuk waspada dan tidak terlalu tergesa-gesa untuk buy the dip atau membeli saat koreksi terjadi, jika tujuannya adalah keuntungan jangka pendek.

Walau begitu, membeli saat koreksi dapat menjadi langkah yang baik jika tujuannya adalah potensi keuntungan jangka panjang, karena ini adalah waktu yang tepat untuk menyusun ulang portofolio secara menyeluruh. 

Facebook
X
Telegram
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *