Nampaknya sudah tidak mengagetkan lagi ketika mendengar perusahaan layanan kripto yang menangguhkan penarikan dana pelanggannya. Hal ini kali ini dialami oleh bursa kripto terpusat yang berbasis di Singapura, Zipmex.
Menurut sebuah cuitan Twitter semalam, perusahaanya tengah menghadapi “kombinasi dari keadaan di luar kontrol” mereka. Zipmex juga menambahkan bahwa mitra-mitranya tengah menghadapi “kesulitan keuangan” sehingga perusahaan harus menangguhkan penarikan untuk “menjaga integritas platform”.
Zipmex biasanya mengiklankan dirinya sebagai “bursa aset digital terdepan di Asia” dan mempunyai kantor cabang di Thailand, Indonesia, dan Australia. Bursa kripto ini menawarkan perdagangan kripto dan juga produk rekening kripto berbunga. Pada bulan Agustus 2021, perusahaannya sudah mencapai 200.000 pengguna dengan volume transaksi kotor yang mencapai $1 miliar sejak pendiriannya pada tahun 2019.
Zipmex Thailand pernah mendapat tawaran untuk diakuisisi oleh Coinbase awal tahun ini. Sayangnya, penawaran ini dibatalkan dan Coinbase pada akhirnya hanya berinvestasi di perusahaan tersebut.
Menurut rilisan persnya, anak perusahaannya yang berbasis di Thailand baru saja menerima terbitan lisensi bursa dan lisensi pialang dari Kementerian Keuangan Thailand, sementara grupnya diregulasi oleh Securities and Exchange Commission (SEC) Thailand. Meskipun begitu, seorang sumber yang memilih untuk tidak membagikan identitasnya menyatakan bahwa Zipmex kemungkinan sedang mengalami kendala sebelum pembekuan penarikan dana pelanggan. Menurut sumber tersebut, Zipmex “memiliki lisensi bursa Thai dan status bebas di Singapura”
“Di bawah lisensi Thai, mereka secara ketat tidak diperbolehkan untuk menyentuh dana pelanggan. Meskipun begitu, Zipmex memiliki produk di bursa yang disebut zip-up yang secara efektif mengizinkan pengguna untuk memindahkan dana ke entitas Singapura untuk menerima imbal hasil”
Sumber anonim tersebut kemudian menjelaskan bahwa “dana juga diberikan ke Babel untuk menghasilkan imbal hasil. Sekitar $100 juta dipinjamkan ke Babel, yang sekarang terkena risiko bangkrut,”. Bulan Juni lalu, perusahaan pengelola aset Babel Finance menangguhkan penarikan karena adanya “tekanan likuiditas yang tidak biasa”.
Baca lebih lanjut: Babel Finance Menangguhkan Penarikan Dana Setelah Adanya “Tekanan Likuiditas Tidak Biasa”