Minggu Depan Pertemuan FOMC Berikutnya, Apa yang Investor Kripto Bisa Harapkan?

Ditto Suranto
2 years ago

Bitcoin dan Ethereum, dua koin kripto terbesar dalam hal market cap telah mengalami lonjakkan yang cukup baik dalam seminggu terakhir. Menurut data dari CoinGecko, Ethereum sudah naik 49% dan kini duduk di harga $1.550, sementara Bitcoin naik 20% dan dipatok seharga $23.300 pada waktu penulisan artikel ini. Ini merupakan kenaikan yang cukup signifikan, namun banyak ahli dan pengamat menyarankan agar para investor dan pedagang kripto tetap waspada akan kenaikan palsu, atau fakeout, yang akan berujung pada turunnya kembali harga tersebut.

Baca Juga: Market Cap Kripto capai $1 Triliun Lagi. Apakah akan Bertahan?

Kenaikan Ethereum kali ini dipercayai sebagai akibat dari pengumuman tanggal tentatif dari the Merge jaringan Ethereum. Bitcoin pun terlihat membonceng gerakan naik ini. Selain itu, tidak ada katalis lain yang memicu kenaikan ini. Malahan ada beberapa faktor makroekonomi yang patut diperhatikan oleh para pedagang dan investor. Salah satunya adalah apa yang Federal Reserve AS akan lakukan dalam pertemuan FOMC tanggal 27 Juli mendatang.

Minggu lalu, data inflasi kembali menunjukkan pencetakan rekor tertinggi dalam 40 tahun, di mana indeks CPI AS kini berada pada angka 9,1%. Hal ini dapat mendorong the Fed untuk semakin bertindak tegas, yakni dengan menaikkan suku bunga acuan.

Menurut alat FedWatch milik CME Group, 66% pedagang kini memperkirakan bahwa kenaikan suku bunga acuan the Fed pada pertemuan FOMC mendatang akan mencapai 75 basis points sehingga suku bunganya akan berada di jangkauan 2,25% – 2,50%. Sementara itu, sekitar 30% pedagang berpikir bahwa kenaikan suku bunga acuan akan mencapai 100 basis points. Bila ini terjadi, kemungkinan terbesarnya untuk pasar kripto adalah munculnya kembali sentimen bearish.

Tingkat suku bunga ini masih tergolong rendah dibandingkan dengan apa yang pernah terjadi sebelumnya.

Pasar saham di saat bersamaan juga sedang mengalami reli harga yang cukup baik. Dikutip dari Financial Times, S&P 500 mencapai kenaikan harian tertingginya sejak Juni sebesar 2,8% pada penutupan pasar saham waktu setempat. Sementara itu, Nasdaq Composite naik 3,1% yang dipimpin oleh kenaikan saham Amazon, Alphabet, Microsoft, dan Meta. Analis juga khawatir bahwa kenaikan ini tidak akan bertahan lama setelah pertemuan FOMC.

Mengenai prediksi kebijakan the Fed, Edward Park, Chief Investment Officer di Brooks Macdonald, berpendapat bahwa tidak ada “arah yang pasti yang ditetapkan oleh pasar” pada saat ini. “Ada pergerakan ke risiko resesi yang berarti bahwa The Fed tidak dapat menjadi ketat [lebih jauh lagi] dan kemudian bergerak lagi ke kekhawatiran mengenai inflasi dan oleh karena itu, bank harus melawan lebih keras,” katanya kepada Financial Times.

Sejak Februari 2022, The Fed telah menaikkan tingkat suku bunga acuan AS, dari yang sebelumnya mendekati 0%. Ini merupakan salah satu langkah the Fed untuk menanggulangi tingkat inflasi yang mencapai rekor tertinggi dalam 40 tahun terakhir, terlepas dari pandangan sebelumnya dari ketua the Fed, Jerome Powell, yang mengatakan bahwa inflasi kali ini bersifat “sementara”.

Facebook
X
Telegram
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *