Grayscale vs SEC: Kelanjutan ETF Bitcoin Spot

David
2 years ago

Dalam keputusan yang dapat membuka jalan bagi ETF Bitcoin spot, pengadilan banding AS memutuskan pada hari Selasa bahwa Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat telah keliru dengan menolak aplikasi Grayscale untuk penawaran tersebut.

Pengadilan banding membatalkan keputusan pengadilan tingkat lebih rendah yang telah menemukan bahwa SEC berhak menolak pengajuan ETF Bitcoin dari Grayscale, sebuah perusahaan yang telah lama mengelola produk trust yang diperdagangkan secara publik untuk Bitcoin, Ether, dan aset kripto lainnya.

“Pembatalan proposal Grayscale bersifat sewenang-wenang karena SEC gagal menjelaskan perlakuan berbedanya terhadap produk yang serupa,” Hakim Neomi Rao menulis dalam keputusan ini. “Oleh karena itu, kami mengabulkan petisi Grayscale dan membatalkan perintah tersebut.”

Kontrak berjangka

Inti dari kasus ini adalah pandangan Grayscale bahwa ETF Bitcoin spot cukup mirip dengan ETF Bitcoin yang didasarkan pada kontrak berjangka. SEC telah lama menyetujui ini karena ditujukan untuk investor institusional yang berpengalaman daripada pedagang ritel.

Putusan ini segera berdampak di komunitas investasi kripto, dengan harga BTC yang kembali bertengger di kisaran ~$28.000, naik 8% dalam seminggu terakhir.

“Ini dia, Grayscale memenangkan gugatan mereka terhadap SEC,” kata analis Bloomberg Intelligence, James Seyffart. “Pengadilan banding Lingkungan DC membatalkan penolakan SEC terhadap konversi GBTC menjadi sebuah ETF.”

Ini tidak berarti produk trust Grayscale (GBTC) secara otomatis akan berubah menjadi ETF Bitcoin spot, tambah Seyffart.

Keputusan ini adalah perkembangan penting dalam upaya perusahaan kripto untuk menyediakan jenis penawaran investasi yang sama mudahnya seperti para pemain tradisional.

Grayscale, yang merupakan bagian dari konglomerat kripto Digital Currency Group, menggugat SEC pada Juni 2022 setelah lembaga hukum tersebut menolak pengajuannya untuk mengubah trust Bitcoin spot yang diperdagangkan secara publik menjadi sebuah ETF. ETF cenderung jauh lebih murah bagi investor untuk diperdagangkan, daripada trust yang merupakan instrumen sulit dan mahal untuk dikelola.

Dalam menolak pengajuan tersebut, SEC mengatakan bahwa Grayscale gagal menjelaskan bagaimana dana tersebut akan mencegah penipuan dan manipulasi pasar.

Grayscale menanggapi bahwa SEC telah menyetujui produk ETF Bitcoin berjangka dan sedang memperlakukan pengajuannya dengan tidak adil, dengan menerapkan standar ganda. Untuk yang belum familier, kontrak berjangka adalah produk derivatif yang memungkinkan investor berspekulasi tentang pergerakan harga yang diantisipasi dari sekuritas dan komoditas.

Raksasa keuangan tradisional

Wall Street telah lama memandang ETF Bitcoin dan Ethereum sebagai sarana yang efektif untuk memanfaatkan pertumbuhan kripto sebagai kelas aset.

Putusan ini datang ketika raksasa keuangan tradisional yang sudah mapan masuk ke dalam perlombaan ETF Bitcoin. Pada 16 Juni, BlackRock mengejutkan pasar dengan mengajukan permohonan untuk ETF Bitcoin spot. WisdomTree dan Valkyrie mengikuti jejaknya.

Sejak diperkenalkan di pasar pada tahun 2013, trust Bitcoin Grayscale, yang dikenal dengan kode GBTC, telah menjadi produk pilihan bagi investor institusional walaupun memiliki biaya yang mahal sebesar 2%. Dengan aset sebesar $19 miliar, produk ini telah memberikan keuntungan luar biasa sebesar 19.421% kepada investor dalam satu dekade terakhir berkat kenaikan nilai Bitcoin yang konsisten, menurut data Grayscale.

Saat ini, Grayscale mendistribusikan 17 trust berbasis kripto yang melacak indeks kripto yang mendasarinya. Produk ini mencakup Bitcoin, Ethereum, Solana, dan bahkan Decentraland si metaverse. Grayscale telah mengumpulkan $210 juta dari biaya GBTC, menurut perkiraan dari UBS. Grayscale juga telah menghasilkan pendapatan tambahan sebesar $100 juta dari ETHE, penawaran Ethereum-nya.

Arbitrase Grayscale

Salah satu daya tarik utama bagi para pedagang adalah kecenderungan harga saham trust ini dengan premi atau diskon terhadap nilai aset bersihnya (NAV / Net Asset Value).

Karena trust ini melacak harga Bitcoin yang dipegangnya daripada menawarkan opsi klaim Bitcoin aslinya, ada ketidaksesuaian antara harga saham GBTC dan harga spot Bitcoin. Selisih ini memberikan peluang bagi para pedagang untuk mendapatkan keuntungan, yang dikenal sebagai arbitrase.

Premi BTC (Sumber: Coinglass)

Para pedagang bisa meminjam Bitcoin, menyetorkannya ke Grayscale dan mendapatkan saham GBTC sebagai imbalannya. Para pedagang kemudian bisa menjual saham GBTC dengan harga lebih tinggi kepada investor ritel enam bulan kemudian—pada akhir periode lock up (penguncian).

Premi GBTC terhadap Bitcoin telah berubah menjadi diskon—saham trust bernilai lebih rendah daripada Bitcoin yang dipegangnya—sekitar dua tahun lalu. Diskon GBTC terhadap NAV-nya menyempit lebih dari 20% sejak pengajuan bulan Juni, menurut data CoinGlass

Diskon NAV

Seiring dengan penurunan pasar selama tahun terakhir, saham trust ini diperdagangkan lebih rendah, melebarkan diskon hingga hampir 50%. Semuanya berkaitan dengan penawaran dan permintaan, kata Rayhaneh Sharif-Askary, Kepala Hubungan Investor Grayscale: “Jika ada lebih banyak saham daripada permintaannya, Anda mungkin akan melihat diskon. Dan jika ada kelangkaan, Anda mungkin akan membayar premi.”

Jadi, tidak ada peluang untuk keluar bagi orang yang melakukan arbitrase jika permintaannya menurun. Arbitrase yang sebelumnya dianggap “pukulan telak“, tidak ada lagi.

Jika program klaim/penebusan saham diterapkan, diskon akan menyempit jadi nol. Pemegang akan dapat menebus saham untuk memanfaatkan peluang arbitrase dan menyempitkan selisih diskon, atau mengurangi suplai saham yang berlebih.

Standar ganda SEC

Dalam gugatannya, Grayscale berpendapat bahwa norma-norma dasar seharusnya mengatur tindakan-tindakan SEC. Lembaga tersebut harus “bertindak dengan cara yang tidak sewenang-wenang dan berubah-ubah, dan mereka harus mengambil keputusan yang didasarkan pada alasan,” ungkap Don Verrilli, mantan Jaksa Agung AS selama administrasi Obama, yang berargumen untuk Grayscale pada bulan Maret.

https://twitter.com/RepublikRupiah/status/1696588375606825198?s=20

Keputusan SEC untuk menyetujui ETF Bitcoin berjangka dan tidak menyetujui ETF spot menunjukkan masalah besar, kata Verrilli. “Mereka saling bertentangan, dan itulah inti dari kasus kami,” ujarnya.

SEC berargumen bahwa produk berjangka lebih sulit dimanipulasi karena pasarnya lebih kecil dan didasarkan pada harga kontrak berjangka dari CME, yang teregulasi oleh Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) AS. Mekanisme penetapan harga produk spot selalu menjadi perhatian utama bagi SEC.

Wall St. mengambil alih?

BlackRock, manajer aset terbesar di dunia, menyebabkan kehebohan dengan pengajuan ETF Bitcoin spot-nya pada Juni. Para ahli, termasuk Eric Balchunas dari Bloomberg Intelligence, bahkan mengusulkan bahwa perusahaan tersebut mungkin memiliki akses langsung (”orang dalam”) pada pengajuan Grayscale.

Pengajuan terbaru Ark Invest, sebuah kemitraan dengan manajer aset kripto 21Shares, mengalami penundaan komentar pada Jumat lalu. Batas waktu untuk pengajuan Ark adalah awal tahun 2024.

Baru-baru ini, Grayscale mengajukan aplikasi untuk ETF berjangka Ethereum.

Facebook
X
Telegram
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *