Suku Bunga Acuan Amerika untuk Februari 2024 ditetapkan pada angka 5,25% hingga 5,5% yang berarti masih sama dengan bulan lalu.
Walau penetapan kebijakan suku bunga acuan ini bersifat ekspansif atau dovish, sayangnya aset berisiko seperti kripto memberikan tanggapan yang negatif karena terlihat bergerak turun hingga saat ini.
Publikasi Suku Bunga Acuan Amerika
Penentuan suku bunga acuan ini baru saja dilaksanakan pada 1 Februari 2024 pukul 03.00 WITA dimana dalam penentuan suku bunga acuan tersebut, Jerome Powell, sebagai Kepala Bank Sentral Amerika juga memberikan pidato.
Suku bunga acuan yang ditetapkan terlihat sesuai dengan prediksi pasar, namun reaksi yang terlihat dari hasil penentuan ini mengejutkan karena adanya pidato Jerome Powell.
Sebelumnya pasar memprediksi bahwa suku bunga acuan akan tetap di 5,25% hingga 5,5% sehingga membuat pandangan Bank Sentral Amerika masih ekspansif sesuai dengan pernyataannya di sekitar Oktober 2023.
Pandangan ekspansif ini dianggap baik karena berarti suku bunga acuan belum akan naik dan berpotensi akan turun di akhir kuartal pertama, sehingga memberi pertanda bahwa Perekonomian Amerika mulai membaik.
Jika Perekonomian Amerika membaik, maka ada kemungkinan bahwa aset berisiko bisa kembali bergerak naik, karena berarti daya beli masyarakat sudah mulai naik.
Saat daya beli masyarakat bergerak naik, maka kemampuan memenuhi kebutuhan pokok sudah mulai kembali pulih sehingga membuka ruang untuk masyarakat mulai membeli aset berisiko sebagai bagian dari kebutuhan tersiernya.
Sayangnya narasi tersebut terbukti salah karena saat ini ekspektasi pasar tidak sesuai dengan realita, karena mayoritas aset berisiko seperti pasar saham dan kripto, terlihat bergerak turun.
Koreksi yang terjadi ini terlihat disebabkan oleh pidato dari Jerome Powell yang secara mendadak mengubah rencana Bank Sentral Amerika di 2024, dimana sebelumnya akan ada penurunan suku bunga acuan di Maret 2024, namun dalam pidato tersebut dinyatakan sebaliknya.
Dalam pidato tersebut, Jerome Powell menyatakan bahwa Bank Sentral Amerika belum akan menurunkan suku bunga acuan karena melihat kondisi inflasi saat ini yang masih belum aman, sehingga menurunkan ekspektasi pasar akan pemulihan perekonomian.
Jerome Powell Pengaruhi Pandangan Pasar
Pernyataan dari Powell tersebut berhasil mendorong volume jual yang tinggi di aset berisiko karena Dolar Amerika secara bersamaan kembali bergerak naik.
Nilai Dolar Amerika yang bergerak naik dalam kondisi inflasi tinggi merupakan hal yang buruk sehingga saat ini sentimen terhadap Perekonomian Amerika masih berada di kondisi yang negatif.
Data memperlihatkan bahwa inflasi Amerika benar bergerak naik tepat setelah publikasi rencana Bank Sentral Amerika dilaksanakan.
Dari November 2023 ke Desember 2023, terlihat bahwa kondisi inflasi kembali naik yang membuat kekhawatiran bahwa Perekonomian Amerika bisa mengulang siklus pertengahan Tahun 2023, dimana inflasi kembali naik setelah turun secara perlahan.
Nampaknya kondisi ini menjadi penyebab mengapa Jerome Powell membuat pernyataan suku bunga acuan yang tidak jadi turun di Maret 2024.
Terlihat bahwa setelah pernyataan dari Powell, Terminal Bloomberg memberikan data bahwa mayoritas investor mengalami penurunan kepercayaan bahwa Maret 2024 akan terjadi penurunan suku bunga acuan Amerika.
Dari sebelumnya 60% investor percaya bahwa suku bunga acuan akan turun saat ini angka tersebut telah menjadi 35,4%.
Hasilnya ada kemungkinan aset berisiko akan terus mengalami konsolidasi atau pergerakan koreksi yang akan bertahan dalam jangka panjang.
Untuk kripto sendiri, saat ini belum ada sentimen positif baru yang bisa mendorong harganya bergerak naik secara signifikan seperti pada akhir 2023.
Mengingat pertengahan 2024 akan terjadi Bitcoin Halving, dan sejarah pergerakan kripto terlihat turun atau stagnan menjelang halving, ada kemungkinan bahwa pidato Powell ini menjadi penyebab utama awal dari pergerakan stagnan untuk pasar kripto.
Namun, hingga saat ini tidak ada data yang menunjukan bahwa koreksi pasti akan terus terjadi karena secara menyeluruh kondisi pasar masih netral secara jangka panjang, walau jangka pendek memperlihatkan volume jual yang lebih besar daripada volume beli terutama di pasar derivatif.