Rasio stablecoin yang tersimpan di mayoritas exchange kripto terlihat sedang bergerak naik memberikan harapan positif untuk para investor jangka panjang.
Hal ini disebabkan dalam kondisi tersebut, umumnya stablecoin yang meningkat di exchange adalah pertanda potensi volume beli yang akan meningkat, karena banyaknya trader dan investor yang menyimpan stablecoin untuk bersiap membeli di waktu yang tepat.
Walau begitu, jika bercermin pada sejarah Bitcoin, ada kemungkinan kondisi ini bukan menjadi hal yang baik karena memiliki risiko sentimen negatif.
Stablecoin di Exchange Meningkat
Menurut data dari DefiLlama saat ini jumlah stablecoin yang berada di exchange terlihat bergerak naik secara signifikan, mencapai kondisi tertinggi sejak Oktober 2022.
Data menunjukkan bahwa saat ini terdapat lebih dari $150 Miliar stablecoin yang tersimpan di seluruh exchange kripto.
Temuan kemudian dikonfirmasi lagi oleh CryptoQuant yang memperlihatkan bahwa saat ini rasio stablecoin di exchange telah meningkat secara drastis.
Rasio ini memberikan data perhitungan antara jumlah stablecoin yang ada di exchange dibandingkan dengan jumlah stablecoin yang ada secara menyeluruh di pasar kripto.
Semakin tinggi angkanya, maka semakin tinggi juga jumlah stablecoin yang berada di exchange, menandakan kondisi positif.
Kondisi positif ini disebabkan oleh adanya narasi bahwa jika mulai banyak stablecoin yang disimpan di exchange, tandanya adalah banyak investor dan trader yang ingin mulai membeli karena merasa bahwa waktu yang tepat sudah dekat.
Narasi ini kemungkinan sejalan dengan fakta bahwa waktu Bitcoin Halving sudah mulai dekat, dimana umumnya dalam jangka panjang, setelah halving, harga mayoritas kripto bergerak naik dipimpin oleh Bitcoin.
Diprediksi bahwa Bitcoin Halving akan terjadi sekitar 20 hari lagi, yaitu antara 22 April 2024 hingga 24 April 2024, sehingga kemungkinan banyaknya stablecoin yang meningkat adalah trader dan investor yang melakukan deposit untuk bersiap membeli.
Data Sejarah Memberikan Pertanda Negatif
Kondisi ini telah berhasil menjadi salah satu narasi mengapa saat ini mayoritas aset kripto bergerak naik kembali ke daerah $70.000.
Tapi, ada kemungkinan sentimen positif ini tidak akan bertahan lama karena adanya potensi koreksi dari kondisi ini jika bercermin pada pergerakan Bitcoin sebelumnya.
Menurut data dari CryptoRank, terlihat pergerakan buruk yang terjadi saat kondisi stablecoin di exchange berada di angka yang sama seperti saat ini di akhir 2021, lebih tepatnya pada November 2021.
CryptoRank menunjukkan data pada 2021, dimana pada November 2021, jumlah stablecoin di exchange berada pada kondisi yang relatif sama seperti saat ini.
Terlihat bahwa kondisi ini hampir mirip karena pada saat itu harga mayoritas kripto baru saja selesai bergerak naik dan baru saja mencetak harga tertinggi baru karena bull run.
Kondisi saat ini juga relatif serupa, dimana harga mayoritas crypto baru saja bergerak naik tinggi bersama Bitcoin yang mencetak harga tertinggi baru.
Setelah jumlah stablecoin yang berada di exchange mencapai $150 Miliar di 2021, terlihat bahwa harga Bitcoin bergerak turun dan memulai koreksi besarnya sebelum banyaknya sentimen negatif di 2022 yang menjatuhkan Bitcoin lebih jauh.
Pergerakan yang sama ini bisa menjadi peringatan bahwa walau seharusnya secara teori bisa dianggap positif, stablecoin yang meningkat di exchange bisa juga menjadi pertanda koreksi, karena setelah nilai $150 Miliar dicapai, Bitcoin koreksi lebih dari 40%.
Tentu ini bukan akhir dari siklus bull market pada saat itu karena Bitcoin mengalami pemulihan sekitar 35% sebelum kembali koreksi di pertengahan 2022 lebih dari 60% karena berita kehancuran pemain besar seperti FTX dan Terra.
Oleh karena itu, menjelang halving, ada baiknya investor waspada karena ada kemungkinan koreksi dalam jangka pendek, terutama mengingat pola halving yang umumnya melibatkan koreksi setelah halving terjadi.
Walau begitu, mengingat kripto masih memiliki potensi jangka panjang, terutama karena bull run diprediksi belum terjadi, jika terjadi koreksi, investor dan trader bisa memanfaatkannya untuk membeli sehingga bisa mengambil keuntungan dalam jangka panjang saat bull market terjadi.
Selalu perhatikan manajemen risiko dan rencana trading atau investasi agar memiliki analisis dengan waktu jual dan beli yang tepat menurut pribadi masing-masing. Risiko ditanggung masing-masing.